BABAKAN MADANG–Masalah air di kawasan Sentul City, terus dibenahi. Sabtu (13/1), pengelola Sentul City bersama PT Sukaputra Graha Cemerlang (SGC) -selaku pengelola air- bahkan melakukan pertemuan bersama warga RW 05.
Presiden Direktur PT SGC Jonni Kawaldi mengatakan, pihaknya terus berupaya mencari solusi cepat mengatasi krisis air. Salah satunya, mengatur jadwal distribusi ke pelanggan agar air tersedia pada jam aktivitas di pagi dan sore hari.
”Kami juga akan menyediakan patroli tangki ke kawasan pemukiman dan mengisi tandon-tandon air yang telah disediakan developer di kawasan pemukiman ketika warga sangat membutuhkan air pada saat jam mati air,” ujarnya kepada Radar Bogor.
Jonni mengaku, akan terus berkoordinasi dengan PDAM agar suplai air bersih sesuai perjanjian sebesar 90 liter per second (lps) segera teralisasi. Namun, sebelum itu tercapai PDAM akan menaikkan debit suplai air di jam minimum pemakaian, yakni pada malam hari untuk membantu penambahan stok air.
“Sentul City berupaya meningkatkan produksi WTP yang ada saat ini dari 20 lps menjadi 40 lps dan akan mengembangkan juga sumber air baru untuk memenuhi kebutuhan air di masyarakat,” tuturnya.
Sementara itu, Direksi PT Sentul City David Partono mengungkapkan, saat ini ada sekelompok warga yang berusaha mematikan izin air Sentul City. Sehingga, jika itu terjadi maka akan ada potensi pengurangan debit air lagi sebesar 20 lps.
Sehingga, yang diperlukan Sentul City untuk mendapatkan izin tersebut adalah dengan dukungan dari warga. ”Warga pun siap mendukung Sentul City untuk memperoleh izin tersebut, bahkan mengirim surat ke instansi terkait,” ungkapnya.
Ia menerangkan, water treatment plant (WTP) atau tempat penampungan air cluster Venesia tidak dijalankan, padahal air danau penuh terlebih saat ini musim hujan karena untuk mengambil air danau memerlukan izin.
“Sayangnya, waktu pertemuan terbatas sehingga warga diminta untuk membuat daftar pertanyaan, masukan dan usulan serta menunjuk perwakilan untuk dibahas bersama lagi Rabu (17/1) di kantor Sentul City,” katanya.
Salah seorang warga RW 05, Yuli Sutedja mengapresiasi pertemuan tersebut. Menurutnya, sudah seharusnya warga terlibat dan diikutsertakan mengawal ketersediaan air.
“Menurut saya positifnya adalah dari pihak SGC walaupun belum 100 persen tapi sudah ada penjelasan,” pungkasnya. (rp2/c)