25 radar bogor

Berbulan-bulan Air Mati

NGANTRI: Warga perumahan kompleks Baranangsiang IV Blok C/D, Kota Bogor, sedang mengantre air dari mobil tangki PDAM Tirta Pakuan, kemarin (14/1). Sudah beberapa hari ini pasokan air di wilayah tersebut terganggu.
NGANTRI: Warga perumahan kompleks Baranangsiang IV Blok C/D, Kota Bogor, sedang mengantre air dari mobil tangki PDAM Tirta Pakuan, kemarin (14/1). Sudah beberapa hari ini pasokan air di wilayah tersebut terganggu.

BOGOR–Julukan Kota Hujan tidak membuat kota ini berlimpah air bersih. Buktinya, krisis air masih saja terjadi. Kali ini, menimpa warga Cimanggu Kecil, Kecamatan Tanahsareal, dan kompleks Baranangsiang IV Blok C/D, Kota Bogor.

Sudah berbulan-bulan air yang mengalir ke rumah warga mampet. Malahan, beberapa hari terakhir tidak ada air yang mengalir sama sekali.

Warga Cimanggu Kecil RT 02/12, Agus Mahendra (55) mengaku, selama berbulan-bulan dirinya bersama ratusan warga mengalami krisis air. Sebagai pelanggan, dirinya merasa sangat kecewa terhadap pelayanan air bersih yang diberikan PDAM.

“Saya tidak pernah nunggak bayar air. Tapi kenapa daerah rumah saya selalu saja air mati. Kita sudah komplain, tapi mana hasilnya?” ujarnya kepada Radar Bogor.
Ia menjelaskan, pasokan air yang mengalir ke rumahnya sangat tidak menentu. Misalnya, ada kejadian mati air berhari-hari secara berturut-turut.

Ketika hidup kembali, hitungannya tidak sebanding saat pasokan air bersih tidak mengalir. “Matinya bisa berhari-hari, bahkan berbulan-bulan. Tapi, giliran nyala hanya 30 menit. Paling lama satu jam, begitu saja terus selama ini,” kata Agus.

Nasib serupa juga dialami warga kompleks IPB Baranangsiang IV C/D, Muhammad Ruhiat. Meski kejadian mati air di rumahnya tidak separah di Cimanggu Kecil.

Menurut dia, pasokan air bersih mulai tidak mengalir ke rumahnya sejak tiga hari lalu. “Terganggu sekali lah, karena kebutuhan kita akan air itu banyak. Saya berharap PDAM bisa segera menyelesaikan permasalahan ini,” tegasnya.

Keluhan matinya air PDAM juga ramai di media sosial Instagram. Misalnya, dari akun Yunilhafiizhsadar. Warga kompleks IPB Baranangsiang IV Blok C/D, itu mengunggah foto antrean panjang ember milik para warga yang sedang menunggu pasokan air bersih dari truk tangki PDAM.

“Dikenal dengan sebutan “Kota Hujan” tapi masih kekurangan air bersih yang beberapa hari PDAM tidak mengalir di Komplek IPB Baranangsiang IV blok C dan D. Terima kasih sudah datang tangki air PDAM di komplek kami,” tulisnya, Minggu (14/1).

Terpisah, Direktur Teknik (Dirtek) PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, Syaban Maulana menuturkan, tersendatnya pasokan air bersih di zona 3 dan 4 akibat limbah organik dari sumber air baku di Sungai Cisadane. Limbah organik yang diduga berasal dari sejumlah pabrik di daerah hulu turut masuk ke Intake Ciherangpondok sehingga mengganggu proses pengolahan air di IPA Dekeng.

“Limbah berbentuk slime tembus ke filtrasi dan menyebabkan lengket di media pasir, pada bak filtrasi dan mengakibatkan filter harus dicuci setiap tiga jam sekali. Jika keadaan normal, filter dicuci sekitar sembilan jam sekali,” jelasnya.

Ade menambahkan, PDAM telah berupaya untuk membersihkan limbah yang menempel di screen IPA Dekeng, serta mengatur sistem pengaliran agar air tetap mengalir ke pelanggan. Dirinya berharap, optimalisasi IPA Dekeng bisa rampung pada pertengahan bulan depan.

“Mudah-mudahan, jika optimalisasi IPA Dekeng selesai, penurunan kapasitas produksi akibat limbah dan sampah yang masuk (ke IPA Dekeng) tidak terlalu mengganggu pelayanan. Sebab, kami akan punya idle capacity yang dapat kita gunakan jika terjadi gangguan,” ucapnya.

Langkah lainnya, PDAM akan kembali melayangkan surat kepada sejumlah pihak, terutama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bogor, untuk bersama-sama mengatasi permasalahan ini.

“Kami mengimbau masyarakat kalangan industri di daerah hulu agar tidak membuang limbah dan sampah ke Sungai Cisadane. Karena sungai ini menjadi sumber air baku hajat hidup ratusan ribu warga Kota Bogor,” pungkasnya.(cr2/c)