25 radar bogor

Ingin Buka Mamika Peduli

DUKUNG PENUH: Bersama suami dan dua buah hatinya

Dalam menjalankan bisnis, suka dan duka akan selalu hadir. Riska pun selalu berpikir ketersediaan bahan baku harus direncanakan matang. Saat Ramadan, ia pernah kehabisan ayam yang membuat rumah makannya tutup beberapa hari.

”Awalnya berpikir bisnis jalan dulu saja. Ternyata semua harus memiliki rencana yang matang, karena kita juga tidak menyangka banyak yang suka sampai kehabisan bahan baku,” ujar Riska.

Riska mengaku selalu merasa tertantang jika melihat perubahan dalam ruang lingkup bisnisnya, bagaimana bisnisnya dapat bertahan dan tetap eksis.
”Saya banyak belajar dan melihat apa saja yang tren di bidang kuliner, dari segi inovasi sampai marketing,” tuturnya.

Saat membuat inovasi menu, Riska tidak ingin asal launching. Ia tetap melakukan survei terlebih dahulu dan memperkirakan menu baru itu sejauh mana dapat memberikan perubahan. ”Intinya untuk berinovasi jangan sampai mengubah menu dan ciri khas kita saat ini. Boleh menambahkan menu baru, tetapi tidak mengubah,” ujarnya.

Rumah makan miliknya yang Instagramable.

Dengan berbisnis, Riska mengaku waktu bersama keluarga lebih bebas dibanding saat bekerja. ”Kalau musim liburan saya tidak ke mana-mana, karena pasti macet dan rame. Jadi tidak bisa menikmati. Perginya saat ada waktu luang saja,” ujarnya.

Ke depan, Riska tetap ingin fokus di bisnis kuliner, memperbanyak cabang agar orang lebih tahu brand Mamika Ayam Rempah. Ia pun ingin membuat Mamika Peduli yaitu di setiap pembelian, sebagian dana akan disisihkan untuk didonasikan kepada yang membutuhkan. ”Kita ingin memberikan beasiswa sekolah atau membelikan alat tulis untuk anak yang kurang mampu,” tuturnya.(rp3/c)