25 radar bogor

Magribi Puncak Masih Ada

IST DEPORTASI: Najua Baqri didampibgi petugas Imigrasi kelas I Bogor saat dideportasi ke Maroko di Bandara Internasional Soekarn-Hatta.
IST
DEPORTASI: Najua Baqri didampibgi petugas Imigrasi kelas I Bogor saat dideportasi ke Maroko di Bandara Internasional Soekarn-Hatta.

CISARUA–Najua Baqri (27) bukan satu-satunya wanita tunasusila (WTS) asal Maroko yang menjual diri di kawasan Puncak. Selain wanita yang baru dide­port­asi itu, warga juga melapor­kan masih banyak re­kan seprofesinya berseliweran ke­luar masuk hotel.

“Masih banyak di Puncak. Kami sudah melaporkan ke desa untuk dilanjutkan ke kantor imigrasi,” ujar salah satu warga Desa Batulayang, Wahyu (34) kepada Radar Bogor, kemarin (11/1).

Berdasarkan pengamatan, para PSK Maroko itu sulit dibe­dakan jika siang hari. Pasalnya, mereka kerap tidak menunjukkan batang hidungnya. Kecurigaan warga terbukti jika lewat dari pukul 00.00 WIB. Kaum magribi keluar dengan penampilan mencolok. Beroperasi hingga pukul 05.00 WIB.

“Kalau imigran tidak (menor), dan tidak ada yang keluar tengah malam, apalagi dengan mobil,” ungkapnya.

Biasanya, sambung Wahyu, para magribi itu beroperasi de­ngan pengawalan dari germo yang sekaligus memantau situasi di sekitar hotel.

“Mereka selalu menolak untuk di-booking. Warga mau gerebek dan harus dibuk­tikan. Mumpung lagi banyak wisa­­tawan Timur Tengah,” katanya.

Keberadaan PSK Maroko juga mendapat sorotan dari Ketua Presidium Santri, ­Muhammad Muhsin. Ia meminta penegasan dari Kantor Imigrasi Kelas I Bogor.

“Ini sangat meresahkan warga. Jika tidak sanggup, kami para ustaz dan santri beserta ormas yang akan langsung merazia,” katanya.

Camat Cisarua Bayu Rakhma­wanto mengakui, Cisarua mulai didatangi PSK asal Maroko. Bayu menduga, koloni kupu-kupu malam itu berasal dari Jakarta. Sehingga, keberadaan­nya meningkat pada saat Pun­cak ramai dikunjungi wisata­wan Timur Tengah. “Kami su­dah mene­rima laporan dari masya­rakat secara lisan. Namun secara tulisan data kami tidak ada,” terangnya.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Seksi Pengawasan dan Penin­dakan (Kasiwasdakim), Kantor Imigrasi Kelas I Bogor, Arief Hazairin Soetoto akan menin­daklanjuti laporan warga. Saat ini, pihaknya tengah menyelidiki keberadaan WNA nonimigran. “Ayo (jika ada kabar) sudah ke­tang­kap, kami akan tegas hingga proses deportasi,” tegasnya.

Sebelumnya diberitakan, Kantor Imigrasi Kelas I Bogor berhasil membekuk satu PSK asal Maroko yang ketahuan menjual jasa esek-esek ketika momen pergantian tahun. Saat ditangkap, perempuan bernama Najua Baqri (27) ini sempat mengelabui petugas.

Perempuan berambut cokelat itu menyaru dan berbaur dengan para imigran lain. Saat hendak dibawa perempuan berhidung mancung ini sempat melawan. (don/c)