NANGGUNG–Harga beras meroket tajam. Hal ini membuat warga di Kecamatan Nanggung terpaksa mengandalkan persediaan beras prasejahtera (rastra) untuk makan sehari-hari. Untuk satu liter beras saja, paling rendah bisa ditebus Rp11.400.
Mahalnya harga beras disebabkan persediaan tak sebanding dengan permintaan. Banyak petani yang gagal panen karena hujan, menjadi pemicu utama meroketnya harga. Meskipun, Nanggung dikenal sebagai salah satu pemasok beras di Bumi Tegar Beriman.
Berdasarkan data dari Pemerintah Kecamatan Nanggung, lahan pertanian padi mencapai 2.752 hektare. Dari luas lahan pertanian padi tersebut, menghasilkan gabah seberat 17.751 ton.
“Untuk konsumsi warga Nanggung sendiri stok masih aman. Para petani masih menyimpan sisa gabah mereka,” ujar Camat Nanggung Mulyadi kepada Radar Bogor, kemarin (11/1).
Hal itu diakui salah satu petani di Desa Bantarkaret, Suryani (58). Ia baru menanam kembali padi karena stok gabah dan beras di rumahnya sudah menipis.
Terkait harga beras yang mahal, ia mengaku sudah mengetahuinya dari tengkulak. Tidak sekali dua kali saja ia diminta menjual hasil panennya. “Pasti sudah naik kan. Sekarang saja harga gabah kering dibayar Rp7.000 per kilogram. Naik Rp2.000 per kilo. Tapi, saya tidak mau jual, soalnya tinggal dua karung lagi buat stok di rumah,” tukasnya. (all/c)