25 radar bogor

Terpaksa Dicampur Jagung

ILUSTRASI: Warga mengangkut beras prasejahtera (rastra) untuk memenuhi kebutuhan pangannya.
ILUSTRASI: Warga mengangkut beras prasejahtera (rastra) untuk memenuhi kebutuhan pangannya.

NANGGUNG–Melejitnya harga beras mencekik warga kurang mampu. Penghasilan yang tak seberapa, menjadi beban bagi mereka. Agar bisa makan nasi, tak jarang dicampur beras prasejahtera (rastra) atau bahkan jagung.

Mereka yang bertumpu pada rastra pun tak punya pilihan. Tak mampu beli dan hanya mengandalkan beras terbatas itu. ”Kalau gak makan nasi, ya belum makan.

Sekarang beras mahal. Mau gak mau dicampur beras murah dari desa,” aku Iwan Mulyawan (45) warga RT 01/01, Desa Bantarkaret, Kecamatan Nanggung, kepada Radar Bogor.

Nasib serupa dialami 7.113 warga Nanggung lainnya. Mereka pun berharap program rastra 2018 segera turun. Terlebih, harga beras saat ini sangat mahal bagi mereka. ”Semoga raskin cepet turun lagi dari pemerintah,” imbuhnya.

Sementara itu, Camat Nanggung Mulyadi hanya bisa meminta warga bersabar. Sebab, rastra tahun ini belum bisa ditebus. Apalagi, sebanyak 7.113 warga kurang mampu masih berharap agar harga beras kembali turun. ”Masih belum tahu kapan bisa didistribusikan kepada warga,” ujarnya.

Ia menjelaskan, program rastra pada 2017 berjalan baik. Sebanyak 1,3 juta kilogram telah disalurkan. ”Semoga tahun ini cepat dikucurkan. Mengingat harga beras sedang mahal,” tukasnya.(all/c)