25 radar bogor

Ika Wirasari K, Pemilik Briliant Kidz Club Bogor, Ingin Semua Pegawai perempuan

Dunia anak selalu menarik diperbincangkan, sehingga tak sedikit kaum hawa yang memilih bergelut di dunia tersebut. Luasnya dunia anak, membuat Ika Wirasari Kusumawardhani memilih fokus pada bidang pendidikan anak-anak.

Ika mengawali kariernya sebagai pengusaha muda. Sejak kuliah, ia sudah berbisnis karena menurutnya bisnis memiliki tantangan tersendiri. Selain itu, Ika juga sangat suka mengajar karena latar belakang keluarganya rata-rata adalah pendidik.

Ika yang merupakan sarjana kesehatan masyarakat, awalnya sempat ditentang orang tuanya. Pasalnya, orang tua ingin Ika berkecimpung di dunia kesehatan, namun dia merasa senang berada di dunia pendidikan.

Sejak kuliah, ia bahkan mengaku sangat senang dengan dunia anak-anak dan tertarik dengan bahasa asing, khususnya bahasa Inggris dari kecil. ”Menurut saya anak-anak memiliki keunikan tersendiri yang membuat saya terus belajar.

Bersama anak-anak itu sangat menyenangkan, kita bisa belajar sambil bermain,” ujar owner Brilliant Kidz Club cabang Bogor ini.

Tertarik dengan bahasa Inggris, ia selalu mengikuti khursus. Ketika SMA, Ika sering mengikuti kompetisi dan menjadi juri jika ada perlombaan bahasa Inggris.

Saat kuliah pun, Ika sudah part time menjadi guru bahasa Inggris di Brilliant Kidz Club Pusat selama empat tahun. Kemudian, dirinya diangkat menjadi guru full time selama setahun dan setelah itu dipercaya menjadi manajer.

Ketika memiliki anak kedua, Ika sudah merasa repot jika setiap hari harus menempuh Jakarta-Bogor. Akhirnya, ia memberanikan diri membuka Briliant Kidz Club cabang Bogor. Kantor pusatnya memberi support untuk dikembangkan dan keluarga juga sangat mendukung keputusan Ika.

”Saya sudah memahami seluk-beluk seperti manajerial, administrasi, guru sampai dengan menjaring mitra. Jadi diputuskan membuka cabang di sini,” tuturnya.

Ika mengatakan, saat ini banyak anak-anak yang sudah tertarik dengan bahasa Inggris. Ia merasa itu menjadi keunikan sendiri dan ketika menangani anak-anak itu tidak hanya mengajar, artinya menyampaikan suatu ilmu, tetapi menjadi pendidik di mana Ika bertanggung jawab terhadap siswanya. ”Saya ingin mendidik yang bertanggung jawab atas karakteristik, mental, emosional dan lain-lain.

Kita bertanggung jawab untuk memberikan contoh baik sama anak-anak. Ada kepuasan tersendiri ketika ilmu yang saya berikan sampai dan bisa dimengerti anak-anak, terlebih saya bisa mengajarkan dan mencontohkan yang baik,” tuturnya.

Ika mengaku keter­tarikannya menyampai­kan ilmu kepada anak-anak karena memiliki treatment khusus tidak bisa sembarangan. ”Menjadi guru untuk anak-anak harus dengan cara cerdas. Ketika mood anak turun kita bisa belajar sambil bermain, harus menggunakan pendekatan yang menyenangkan,” tambahnya.

Ika mempekerjakan karyawan perempuan mulai dari guru sampai office girl. Ia merasa bahwa perempuan akan bisa memiliki kedekatan dengan anak-anak. ”Kalau laki-laki agak mengkhawatirkan ya.

Contohnya kalau ada anak yang ingin ke toilet, kan kalau yang menemani perempuan lebih aman. Saya juga menyeleksi dengan ketat dari kepribadiannya dan yang memang senang dengan dunia anak,” ujarnya.

Cara mengajar yang diterapkannya selalu berusaha untuk mempermudah ketika menemui murid yang hiperaktif atau kontak mata kurang, ia selalu meyakinkan anak-anak jika dirinya bisa sambil mengelus kepala layaknya seorang ibu yang sedang berbicara dengan anak-anaknya.

”Saya memberikan sugesti positif dan motivasi bahwa anak itu pintar dan bisa. Hal tersebut selalu berhasil meyakinkan anak bahwa dirinya bisa dan benar anak mampu dan menjadi percaya diri,” tukasnya (rp3/c)