25 radar bogor

Seratus Persen SMA/SMK Ikut UNBK

BOGOR–Jelang pelaksanaan ujian nasional berbasis komputer (UNBK) tahun ini, puluhan sekolah di Kota Bogor memasuki tahap verifikasi. Kali ini, verifikasi lebih dikhususkan pada sejumlah sekolah yang baru mengikuti atau baru mandiri menggelar UNBK di sekolah masing-masing.

Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMK Kota Bogor, Mulya Mur­prihartono mengatakan, saat ini UNBK diikuti 99 SMK atau sebanyak 12.427 peserta. Artinya, kata dia, sudah seratus persen SMK di Kota Bogor mengikuti UNBK.

Dari 99 SMK, ada empat sekolah yang baru mengikuti UNBK, yakni SMK Kusuma Wardhana, SMK Bhakti Taruna 4, SMK Alqi Profesi, dan SMK Global Indonesia.

“Hanya dua sekolah yang saat ini sedang melakukan verifikasi karena dua sekolah ini yang baru melakukan UNBK secara mandiri, yaitu SMK Kusuma Wardhana dan Bhakti Taruna 4,” jelasnya kepada Radar Bogor.

Dia memaparkan, di Kota Bogor terdapat 102 SMK, 99 sekolah telah mengikuti ujian dan sisanya tiga sekolah belum mengikuti ujian karena sekolah baru. Dari 99 SMK, sebanyak sembilan sekolah melaksanakan UNBK di sekolah lain. “Tahun ini jelas ada peningkatan, karena jumlah sekolah yang menumpang berkurang, walau tidak banyak,” ujarnya.

Di tempat terpisah, Ketua MKKS SMA Kota Bogor, Bambang Aryan mengatakan, sejak tahun lalu semua SMA di Kota Bogor sudah mengikuti UNBK. Jumlahnya ada 53 SMA, tujuh di antaranya masih bergabung dengan sekolah lain. “Tahun ini jumlah siswa yang mengikuti UNBK ada 6.949 orang,” kata Bambang.

Sementara untuk MA yang mengikuti UNBK mencapai 16 dan yang gabung hanya satu MA dengan jumlah siswa sebanyak 1.141 orang.

Sama halnya dengan tingkat SMP, Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan Kota Bogor Arni Suhaerani mengatakan, jumlah SMP yang mengikuti UNBK saat ini 100 persen.

“Ada 124 SMP, terdiri atas 20 SMP negeri, 2 SMP terbuka, dan 102 SMP swasta. Dengan total jumlah peserta sebanyak 15.267 siswa,” jelas Arni.

Tahun lalu, kata dia, SMP yang mengikuti UNBK hanya 68 sekolah dan 54 lainnya masih ujian nasional kertas dan pensil (UNKP).

Disdik, lanjut Arni, saat ini sedang melakukan berbagai persiapan, seperti sosialisasi regulasi dan kebijakan terkait UNBK, pendataan peserta ujian nasional, pembinaan persiapan infrastruktur, dan persiapan latihan simulasi UNBK.

Di sisi lain, ujian sekolah berstandar nasional (USBN) pada jenjang SD tahun ini terdiri atas delapan mata pelajaran (mapel). Atau lebih banyak lima mapel dibandingkan tahun lalu.

Tahun lalu ujian pamungkas di SD hanya terdiri atas mate­matika, bahasa Indonesia, dan ilmu pengetahuan alam (IPA). Namun, beredar kabar, Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) menambahnya jadi delapan mapel. Lima mapel tambahannya adalah ilmu penge­tahuan sosial (IPS), pendidikan kewarganegaraan (PKn), seni budaya dan prakarya, pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (PJOK), dan agama.

Di tengah pembahasan Peraturan Mendikbud (Permendikbud) tentang ujian nasional (UN) dan USBN, Kepala BSNP Bambang Suryadi mengatakan, berdasarkan pembahasan internal Kemendikbud, USBN SD/MI untuk tiga mapel.(ran/c)