25 radar bogor

Melongok Kantor Baru BPBD Kota Bogor, Parkir Berdesakan, Gudang tak Muat Tampung Logistik

foto:fikri/radar bogor TAK MEMADAI: Kondisi Kantor BPBD Kota Bogor terlalu kecil dan tak memadai untuk menyimpan logistik bantuan bencana.
foto:fikri/radar bogor
TAK MEMADAI: Kondisi Kantor BPBD Kota Bogor terlalu kecil dan tak memadai untuk menyimpan logistik bantuan bencana.

Memiliki kantor baru tak membuat para pegawai Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor berbesar hati. Jelas saja, fasilitas bangunan bekas Kantor Perusahaan Daerah Pasar Pakuan Jaya (PD-PPJ) itu justru memprihatinkan.

Laporan: Fikri Setiawan

Usai pemberlakuan susunan organisasi tata kerja (SOTK) yang baru, BPBD Kota Bogor dinyatakan berpisah dari Pemadam Kebakaran (Damkar). Saat itu, Damkar dinyatakan masuk dalam susunan kerja Satpol PP Kota Bogor. Hal itu pula yang membuat BPBD Kota Bogor tak memiliki kantor selama berbulan-bulan.

Namun, setelah PD-PPJ angkat kaki, kantornya yang berlokasi di tepian Jalan Pajajaran Kecamatan Bogor Timur itu, langsung ditempati BPBD Kota Bogor. Antara senang dan gundah, hal itu yang dirasakan Kepala BPBD Kota Bogor, Ganjar Gunawan.

Menurut Ganjar, fasilitas yang kini digunakan BPBD Kota Bogor bisa dibilang sangat terbatas. Meski bangunan tersebut sudah dipermak sedemikian rupa guna menyesuaikan kebutuhan BPBD, rupanya tetap dianggap kurang.

Idealnya, kantor BPBD perlu memiliki gudang logistik yang cukup untuk menyimpan stok bantuan ke­ben­­­canaan. Tapi, kenyataan­nya, ketika masyarakat menya­lurkan bantuan untuk korban kebaka­ran Kelurahan Gudang, bulan lalu, gudang logistik BPBD Kota Bogor tak cukup menampungnya.

“Gudang logistik ini yang sanga­t urgen, untuk menampung semua kebutuhan dan stok yang ada,” ungkapnya ketika ditemui Radar Bogor akhir pekan lalu.

Akhirnya, berbagai bantuan itu ia sebar ke beberapa tempat untuk dititipkan. Seperti halnya pakaian untuk pengungsi disimpan di aula Kelurahan Guda­ng, di aula SMK Ranti Mulya, serta aula Dinas Sosial Kota Bogor.

Sedangkan logistik sembako disimpan di aula Kelurahan Cibogor Kecamatan Bogor Tengah. “Pertimba­ngannya, tempat tersebut masih dekat dengan lokasi kejadian dan kantor BPBD,” bebernya.

Tak hanya itu, area parkir BPBD Kota Bogor tak sesuai de­ngan kantor BPBD pada umumnya. Dengan lokasi yang ada, hanya bisa menampung tujuh kendaraan roda empat.

Artinya, hanya cukup diisi untuk memarkirkan kenda­raan operasional milik BPBD Kota Bogor. Sedangkan, staf BPBD Kota Bogor ‘dipaksa’ ngan­tor menggunakan sepeda motor.

Selain itu, beberapa ruangan di dalam bangunan juga dinilai berdesakan. Pihaknya perlu memiliki ruangan khusus Pusat Pengendalian Operasional (Pusdalops).

Sebab, menurut Ganjar, Pusdalops berperan penting untuk komunikasi dengan lintas organisasi perang­kat daerah (OPD). “Jadi, setiap hari setiap saat Pusdalops itu harus berfungsi mengirim berita dan koordinasi lintas OPD. Kami baru bisa manfaat­kan seadanya ruangan Pusda­lops,” kata Ganjar.

Ruang piket pegawai juga memang nampak seadanya. Padahal, tempat berukuran sekitar 5 x 5 meter itu, digunakan selama 24 jam siaga untuk tanggap bencana. Untuk itu, Ganjar berharap banyak pada Pemkot Bogor untuk dapat memiliki fasilitas berupa bangunan yang memadai.

Karena dengan fasilitas yang baik, menurutnya, dapat me-ning­katkan kinerja para pegawai BPBD Kota Bogor. “Mudah-mudahan ke depan BPBD Kota Bogor memiliki kesempatan memiliki kantor yang repre­sentatif,” tukasnya.(fik/c)