25 radar bogor

Melihat Konser “Aku Indonesia” ala Katapel, Kolaborasikan Musik dengan Puisi

KOLABORASI: Grup musik asal Bogor Katapel berkolaborasi dengan penulis puisi Lies Wijayanti, dalam konser bertajuk “Aku Indonesia” di Gedung Kesenian Kemuning Gading, Sabtu (6/1).
KOLABORASI: Grup musik asal Bogor Katapel berkolaborasi dengan penulis puisi Lies Wijayanti, dalam konser bertajuk “Aku Indonesia” di Gedung Kesenian Kemuning Gading, Sabtu (6/1).

Perpaduan musik serta puisi seakan-akan tidak bisa dipisahkan layaknya gula dan semut. Seperti yang dilakukan grup musik indie Bogor, Katapel, yang berkolaborasi dengan penulis puisi Lies Wijayanti dalam konser bertajuk Aku Indonesia di Gedung Kesenian Kemuning Gading, Bogor Tengah, Sabtu (6/1).

Pentolan Band Katapel, Doni Dartafianko mengatakan, he­laran ini merupakan kali ketiga konser Katapel yang terselenggara. Untuk konsernya, Katapel memadukan musik dengan beberapa karya puisi dari Lies Wijayanti. “Ada 13 puisi yang kami bawakan dalam bentuk lagu, dan tujuh di antaranya adalah lagu baru,” ujarnya.

Ia menjelaskan, proses dari bedah puisi yang dituangkan ke dalam bentuk lagu harus memakan waktu berbulan- bulan. Hal inilah yang sempat menjadi kendala dalam proses menuju kegiatan konser.

Apalagi setiap personel Band Katapel memiliki kesibukannya masing-masing. “Untuk puisi yang dituangkan dalam bentuk lagu memakan waktu kurang lebih enam bulan. Tapi akhirnya bisa selesai dan di-launching,” katanya.

Sementara itu, penulis puisi Lies Wijayanti mengatakan, tidak pernah menyangka untuk bekerja sama dan memiliki satu project dengan grup band Katapel. Menurut dia, pertemuan dengan Katapel merupakan campur tangan dari Tuhan. ”Ceritanya pertama ketemu, saat saya adakan bedah buku, kemudian puisinya sudah dilagukan.

Itu pertama kali bertemu mereka. Akhirnya, singkat cerita pada 2017 mereka saya beri tantangan untuk membuat proyek biar bisa digarap,” kata dia.

Secara garis besarnya, lanjut Lies, musikalisasi puisi ini menceritakan problematika yang tak jauh dari kehidupan manusia Indonesia. Seperti asmara,
transformasi, sosial, serta bentuk nasionalisme. “Selain katapel musik, acara juga dimeriahkan oleh, Labirin Musik yang membawakan musikalisasi puisi dan Duo Doa yang membawakan karya-karyanya,” beber dia.(cr2/c)