25 radar bogor

Sekjen PDIP Menangis

FOTO:MIFTAHULHAYAT/JAWA POS KECEWA: Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto memberikan keterangan kepada wartawan mengenai pengunduran diri Azwar Anas dari Cawagub Jawa Timur di depan kediaman Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri, Jakarta, Sabtu (6/1). Azwar Anas mundur dalam ajang Pilkada Jawa Timur usai beredarnya isu skandal foto syur yang diduga melibatkan dirinya.
FOTO:MIFTAHULHAYAT/JAWA POS
KECEWA: Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto memberikan keterangan kepada wartawan mengenai pengunduran diri Azwar Anas dari Cawagub Jawa Timur di depan kediaman Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri, Jakarta, Sabtu (6/1).

JAKARTA–Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto tidak bisa menahan tangisnya, saat menyampaikan kabar terkait keputusan mundur yang diambil calon wakil gubernur Jawa Timur Abdullah Azwar Anas. Mundurnya Anas akibat munculnya foto-foto pribadi bupati Banyuwangi itu dinilai Hasto sebagai bentuk kampanye hitam, karena menjadi jalan pintas untuk menjatuhkan lawan politik.

Keputusan mundur Anas yang juga disampaikan luas ke kalangan media itu hanya berselang sehari, setelah DPP PDIP menggelar rapat terkait pilgub Jatim pada Jumat (5/1).

Dalam rapat itu, DPP PDIP memastikan tetap mempertahankan posisi Anas sebagai cawagub. Munculnya surat pernyataan mundur itu yang membuat Hasto segera melaporkan keputusan Anas itu kepada Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri. Hasto tiba di kediaman Mega di Jalan Teuku Umar, Menteng sekitar pukul 12.00 WIB, kemarin (6/1).

”Saya sudah melaporkan kepada ibu Ketum, terkait dengan bapak Abdullah Azwar Anas,” kata Hasto usai melakukan pertemuan dengan Mega, 1,5 jam kemudian.

Hasto menyatakan, isi surat Anas pada intinya menyampaikan permohonan maaf dan komitmen untuk tidak mengganggu seluruh proses pilgub di Jatim. Anas menyatakan ingin berkonsentrasi penuh untuk melawan kampanye hitam yang menyerang dirinya. Kampanye hitam itu hanya berselang hitungan hari menuju masa pendaftaran para paslon di Komisi Pemilihan Umum.

Dengan kinerja positif yang dimiliki selama menjabat sebagai bupati Banyuwangi, Hasto menilai wajar jika Anas didorong rakyat untuk maju di tingkat provinsi. Namun, ternyata ada pihak-pihak yang tidak siap berkompetisi secara sehat. Ada pihak yang ingin menerapkan segala cara untuk menang. Hasto mulai menitikkan air mata saat menyatakan bahwa PDIP memahami perasaan yang dialami Anas dengan pernyataan mundurnya itu.

”Kami bisa pahami perjuangan dari Abdullah Azwar Anas tidak mudah menjadi pemimpin dan kami mengutuk sekeras-kerasnya terhadap pihak manapun yang melakukan kampanye hitam dengan mengorbankan aspek etika,” kata Hasto.

Sambil terus menangis, Hasto nampak kecewa, karena sosok pemimpin muda seperti Anas dijatuhkan sekaligus dipatahkan di tengah jalan. Karena itulah, Hasto menegaskan bahwa PDIP tetap memberikan dukungan moral kepada Anas, untuk mengungkap pelaku penyebar foto-foto itu. ”Bahwa yang namanya Abdullah Azwar Anas adalah korban politik yang liberal itu,” ujarnya, sambil mengambil saputangan, mengusap tangisnya.

Hasto menyebut, tidak hanya dirinya yang menangis, Mega selaku Ketum juga sedih dan prihatin mendengar kabar itu. Mega menyatakan menerima keputusan Anas yang mengembalikan mandat sebagai cawagub Jatim. Mega juga berpesan kepada masyarakat Jatim untuk senantias memerangi politik hitam. ”Siapapun yang melakukan kampanye politik hitam tidak akan mendapat tempat di republik ini,” tegasnya.

Meski begitu, Hasto menyatakan bahwa pertemuannya dengan Mega belum membahas sosok pengganti dari Anas. Meski di tengah publik, muncul nama seperti Walikota Surabaya Tri Rismaharini maupun Bupati Ngawi Budi Sulistyono, Hasto menegaskan belum ada pembahasan untuk mengisi posisi cawagub.(bay)