25 radar bogor

Puas Jelajahi Korea Selatan

LAYAK DIKUNJUNGI: The Garden of Morning Calm yang ada di Nami Island ini merupakan kumpulan taman bunga yang dibuat per area. Mereka yang senang dengan bunga pasti jatuh cinta dengan tempat ini.
LAYAK DIKUNJUNGI: The Garden of Morning Calm yang ada di Nami Island ini merupakan kumpulan taman bunga yang dibuat per area. Mereka yang senang dengan bunga pasti jatuh cinta dengan tempat ini.

TERINSPIRASI quote Dalai Lama untuk bepergian ke tempat baru setahun sekali, aku memu­tus­kan untuk pergi ke Korea dengan bermodal tiket hasil berburu di Travel Fair pada Sep­tember 2016. Keputusan beli tiketnya pun impulsive buying karena dipengaruhi teman-teman satu kantor. Saking impulsifnya, aku bahkan enggak menyadari bahwa perginya bakal lebih dari seminggu. Dan, inilah cerita perjalananku selama 10 hari menjelajahi Korea.

Aku berangkat dari Surabaya menuju Seoul via Hongkong. Total flight time sekitar 8,5 jam. Waktu kami sampai di Seoul, kesan pertamanya, bahasa Inggris enggak laku, guys! Kenapa gitu? Sebab, waktu lagi bingung cari bus stop, kami berusaha tanya kepada ahjussi (paman dalam bahasa Korea) dan dia cuma bisa geleng-geleng. ”No English,” katanya.

Tidak mudah berputus asa, kami cari ahjussi lain, petugas bandara. Akhirnya berhasil setelah salah satu temanku mengeluarkan sedikit bahasa Korea hasil belajar dari drama Korea! Kemampuan pas-pasan itu juga yang berkali-kali mem­bantu kami berkomunikasi selama perjalanan.

Malam pertama, kami sepakat untuk menginap di airport hotel karena keesokan paginya akan langsung pergi ke Busan dengan naik KTX (kereta cepat Korea) dari Incheon Station. Kenapa Busan, bukan Jeju?

Alasannya adalah bujet kami yang ala backpacker. Pergi ke Busan bisa naik KTX dan sela­ma di sana commute dengan Metro Subway seperti yang ada di Seoul. Kalau pergi ke Jeju, kami harus naik pesa­wat. Juga, pilihan transpo­rtasi sesam­pai di sana cuma taksi atau private rent car.

Sejumlah tempat sempat kami kunjungi selama berada di Busan. Salah satunya Gamcheon Cultural Village. Itu adalah perkampungan kumuh yang disulap menjadi desa wisata. Banyak orang yang ngomong bahwa area tersebut mirip Santo­rini, Yunani. Di desa wisata, banyak spot foto yang instagenic.

Berikutnya BIFF Square. Area pasar malam itu menjual berba­gai macam street food Korea. Juga, bagi yang punya hobi dandan, harus banget nih datang ke tempat tersebut. Sebab, banyak outlet yang menjual beragam brand K-beauty. BIFF Square bisa dibilang mirip dengan The Avenue of Stars di Hongkong. Pengalaman terbaikku di sana adalah bisa mencoba mandu alias Korean dumplings. Maka­nan enak itu semacam pangsit ala Korea yang berisi lobak dan daging cincang. Harganya KRW 5 ribu (Rp60 ribu).

Selain itu, kami mampir ke Jagalchi Market. Itu termasuk destinasi yang wajib dikunjungi. Di sana, wisatawan bisa merasa­kan seafood segar langsung di pasar ikan pelabuhan.

FYI, Busan adalah daerah pelabuhan. Juga, pasar ikannya adalah salah satu yang terbaik di Korea. Kami bisa pilih langsung apa yang diinginkan. Mulai ikan, scallop, lobster, king crab, sampai gurita lengkap. Semuanya fresh from the ocean. Guritanya bahkan masih bisa joget-joget di lantai waktu si ahjumma (bibi dalam bahasa Korea) mau nunjukin betapa segarnya seafood jualannya.

Di Busan, kami juga pergi ke Haedong Yonggungsa Temple (Temple by The Sea). Kuil Bud­dha yang tepat berada di pesisir pantai dan menawarkan peman­dangan yang sangat indah. Sayang, aku tiba di sana pas Minggu, so it was so crowded. But, overall it’s was still a worth of visit since I got some beautiful pictures of the temple.

Pada hari ketiga, kami sudah berada di Seoul. Jujukan perta­ma adalah Everland, semacam Disneyland-nya orang Korea. Wahana paling seru sih the wooden roller coaster! Sayang, aku penakut! Aku cuma bagian jaga tas.

Hari kelima, kami pergi ke Nami Island. Terkenal sebagai tempat syuting drama Korea Winter Sonata, Nami Island cocok buat lokasi prewedding photoshoot atau sekadar foto-foto narsis buat dipajang di Instagram. Di sekitar Nami Island, ada dua tempat lain yang bisa dikunjungi. Tapi, kalau aku boleh kasih saran, mending bikin skala prioritas.

The Garden of Morning Calm memang paling ujung dan paling jauh! Tapi, menurutku, ia paling worth it to visit compared to the other place, Petite France. The Garden of Morning Calm adalah kumpulan taman bunga yang dibuat per area dan for those who enjoy nature and flowers pasti suka dengan tempat itu.
Pulang dari Nami Island, kami masih mampir ke Myeongdong, pusat K-beauty dan street food. Keluar dari Metro Subway exit 6, lalu silakan kalap beli make-up, skin care, baju, tas, kaus, sampai kaus kaki!

Hari-hari berikutnya kami habiskan dengan mengeksplorasi Seoul. Termasuk mampir ke Gyeongbokgung Palace. Di sana, kami bisa melihat dari dekat bagaimana kehidupan keluarga kerajaan dulu sambil berfoto-foto pakai kostum tradisional mereka, hanbok.

Aku sendiri adalah tipe traveler yang selalu mencoba untuk be like a local. So, I did rent a hanbok, went to the palace and took a lot of photos! Ternyata, di balik baju itu ada petticoat besar yang bikin rok kami mengembang bagus dan cantik. Tapi, berjalan kaki sambil pakai gituan susah juga, ya.

Tempat terakhir yang sempat aku kunjungi adalah N-Seoul Tower (Namsan Seoul Tower). Konon, buat para pasangan kekasih yang pengin cintanya abadi, tempat itu wajib dikun­jungi. Mereka bisa memasang gembok cinta di sana. Puas sekali menghabiskan 10 hari di Korea tahun depan semoga bisa ke tempat baru lagi.(*/c11/ayi)