25 radar bogor

Perempuan Wajib Waspada PJK

CIBUBUR-Penyakit jantung koroner (PJK) selama ini identik dengan penyakit kaum pria. Padahal, banyak data menun­jukkan bahwa perempuan pun harus waspada terhadap penyakit ini.

Data dari American Heart Association (AHA) menunjukkan bahwa lebih dari sepertiga perempuan dewasa menderita salah satu bentuk penyakit kardiovaskular (PKV), dan pada 2012 sekitar 56 persen penyebab kematian perempuan di Amerika adalah PKV.

Data di Indonesia, menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, prevalensi PJK berdasarkan wawancara dokter, lebih tinggi pada perempuan dibanding laki-laki (0.5% vs 0.4%). Tim Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Eka Hospital, dr. Jajang Sinardja, SpJP menjelaskan, banyak perempuan yang menganggap sepele ancaman penyakit jantung koroner terhadap kesehatan mereka.

”Kebanyakan perempuan juga tidak tahu cara mencegah penyakit ini. PJK terjadi karena proses penumpukan plak, secara medis disebut proses aterosklerosis di dinding pembuluh koroner,” jelas Jajang pada Radar Cibubur.

Sebagai akibatnya, lanjut Jajang, aliran darah ke otot jantung menjadi terganggu. Dengan berjalannya waktu, plak tersebut semakin menebal. Bahkan, suatu saat bisa terjadi robekan pada plak yang merangsang terbentuknya gumpalan darah yang akan menyumbat aliran koroner.

Kejadian ini secara medis disebut sindrom koroner akut, atau secara awam disebut serangan jantung. Pada perempuan, PJK terjadi sedikit berbeda dibanding laki-laki. ”Sebagai contoh, plak bisa dapat tumbuh berbeda pada pembuluh koroner perempuan, sehingga pada pemeriksaan angiografi koroner tidak tampak terdapat penyempitan,” sahutnya.

Gejala PJK pada perempuan juga kadang tidak spesifik seperti pada laki-laki. Seperti diketahui gejala PJK yang spesifik adalah nyeri dada, biasanya sebelah kiri, yang bersifat menekan atau menindih, bisa menjalar ke lengan kiri, punggung atau leher.

Pada perempuan, beberapa gejala seperti nyeri ulu hati, nyeri punggung atau leher, sesak napas, cepat lelah, dan berdebar kadang-kadang merupakan petanda PJK.
Sementara itu, pada kasus serangan jantung, pada laki-laki maupun perempuan, gejala yang timbul lebih hebat, biasanya disertai keringat dingin yang membanjir, bisa dapat juga diiringi mual bahkan muntah dengan intensitas nyeri dada yang lebih hebat.

”Tetapi, sekali lagi, pada perempuan kadang-kadang gejala serangan jantung tidak khas seperti pada laki-laki, dengan gejala-gejala seperti kurang lega bernapas, mual atau nyeri pada rahang, dan punggung,” jelasnya lagi.

Perempuan memiliki beberapa faktor risiko PJK yang unik, berbeda dari laki-laki. Di antaranya menopause, pil KB, penyakit imunologi, dan perempuan memiliki juga beberapa faktor risiko PJK yang sama seperti merokok, hipertensi, diabetes, kolesterol, obesitas, kurang olahraga, dan riwayat keluarga.

”Perempuan dapat menjalani pola hidup sehat, dan bila diperlukan juga obat-obatan untuk mencegah PJK. Berhenti merokok, dan hindari asap rokok (perokok pasif), makan makanan sehat, dan aktif berolahraga serta pertahankan indeks masa tubuh antara 18.5-24.9 kg/m2,” tukasnya.(dka/c)