25 radar bogor

Turun Tangan Atasi Tawuran

MUSYAWARAH: Aktivis KNPI bersama elemen ormas, OKP dan tokoh masyarakat sedang berdiskusi di Kantor KNPI, untuk mengatasi masalah tawuran.

MUSYAWARAH: Aktivis KNPI bersama elemen ormas, OKP dan tokoh masyarakat sedang berdiskusi di Kantor KNPI, untuk mengatasi masalah tawuran.

CITEUREUP–Menyikapi aksi tawuran siswa yang menelan korban nyawa belum lama ini (1/1), KNPI Kecamatan Citeureup bersama ormas, OKP dan tokoh masyarakat ber­komitmen ambil peran. Khususnya dalam hal menghapus budaya tawuran di area Citeureup.

Kemarin (3/1) puluhan pemuda dan tokoh masyarakat menggelar musyawarah di aula kantor KNPI. Dalam rapat itu, para pemuda Citeureup me­nyusun kesepakatan bersama untuk menumpas aksi tawuran yang kian marak.

“Jika bersatu kami akan kuat. Kekuatan ini akan kami arahkan untuk mendidik mental pemuda di Citeureup agar lebih bijaksana dan bermartabat,” kata Ketua KNPI Citeureup, Muhammad Yusuf Kiat.

Menurutnya, komitmen tersebut adalah tidak menoleransi aksi brutal para pelajar. Terlebih, telah banyak generasi bangsa yang menjadi korban. “Kami tidak menginginkan tunas bangsa mati sia-sia. Yang lebih meng­khawatirkan lagi, saat tawuran jadi budaya, maka menandakan moralitas pelajar tengah di ambang kehancuran,” ujarnya.

Yusuf menegaskan, kesepakatan hasil rapat yang mengarah pada kegiatan atau aksi nyata ini juga ditujukan untuk membantu aparat kepolisian. “Polisi sudah maksimal dan ternyata terus terjadi tawuran. Karena itu, kami anggap kebersamaan menjadi kunci solusi,” ucapnya.

Komitmen para pemuda itu bukanlah hadir tanpa per­hitungan matang. Ia mene­rangkan, beberapa kegiatan strategis hingga taktis telah dipersiapkan dan disusun dengan matang.

Selain so­sialisasi juga upaya nyata menghilangkan sumber tawuran antarpelajar. “Yang paling teknis adalah kita akan hapus semua gambar, tulisan nama maupun sebutan sekolah di tembok pabrik maupun fasilitas umum. Sebab, ber­dasarkan pengalaman, tak sedikit aksi tawuran diakibatkan hal terkecil yakni coret-men­coret tulisan,” ucapnya.

Menurutnya, pengagungan pada simbol nama sekolah, kini justru menjadi sumber malapetaka. Karenanya, dengan kegiatan yang akan dimotori KNPI, para pelajar akan diarahkan untuk mencintai simbol se­kolahnya melalui media hati, bukan lagi tulisan dinding yang menjadi sumber pertikaian. “Kalau cinta dengan sekolah, cukup di hati. Dengan ekspresi mendoakan sekolah biar terus maju, gurunya sejahtera. Bukan dengan jaga coretan dengan jaminan nyawa,” pungkasnya.

Aksi tersebut mendapat dukungan dari Camat Citeu­reup Asep Mulyana. Menurut­nya, keberanian KNPI untuk menghapus budaya tawuran sangat efektif. Terlebih, dengan teknik menghilang­kan simbol yang menjadi sum­ber pertikaian.

“Kalau anak muda yang bergerak, saya yakin akan efektif. Sangat jarang pula ditemui para pemuda yang responsif pada persoalan ini, sampai menggagas penghapusan coretan pelajar,” ucapnya.

Ia mengimbau, program yang akan dilakukan KNPI ini terko­ordinasi dengan aparat kepo­lisian agar semakin kuat.(azi/c)