25 radar bogor

Tertibkan Galian Ilegal, Butuh PPNS

Foto: azis/radar bogor BAHAYA: Galian tanah di atas permukiman warga.
Foto: azis/radar bogor
BAHAYA: Galian tanah di atas permukiman warga.

JONGGOL–Dalam rangka mengoptimalkan pengawasan dan penertiban galian tanah ilegal di wilayah Jonggol yang berpotensi merugikan masyarakat, Camat Jonggol Beben Suhendar membutuhkan tenaga penyidik pegawai negeri sipil (PPNS).

Kepada Radar Bogor, Beben mengaku, selama ini belum memiliki PPNS untuk menyelidiki dan menertibkan galian ilegal yang ada di Jonggol secara optimal.

Karenanya, galian tanah masih terus berlangsung. Para pengusaha galian bahkan cenderung meremehkan aparat kecamatan. “Sudah kami tegur, bahkan kami paksa tutup. Keterbatasan wewenang membuat kami sadar posisi dan memilih untuk diam. Makanya, butuh PPNS karena petugas kami seperti direndahkan,” ujarnya.

Menurutnya, peleburan Dinas ESDM kabupaten ke provinsi berimbas pada penentuan kebijakan. Karena itu, wewenang kecamatan sangat terbatas lantaran perizinan dilakukan oleh pengusaha langsung ke provinsi. “Kalau mereka berdalih telah kantongi izin, meski mereka tak mengizinkan untuk memperlihatkannya, kami tak bisa banyak berbuat,” katanya.

Oleh sebab itu, ia menilai, keberadaan PPNS ini cukup penting dalam meminimalisasi kenakalan pelaku galian ilegal yang merugikan masyarakat Jonggol. “Akses jalan cepat rusak dan berdebu tentunya merugikan masyarakat,” ucapnya.

Menurutnya, BKD Kabupaten Bogor bisa mengadakan diklat untuk PPNS. Setidaknya untuk menyebar PPNS di tiap kecamatan. “Saya yakin setiap kecamatan yang berpotensi galian sangat butuh itu. Menurut saya, idealnya ada dua PPNS di tiap kecamatan,” ucapnya.

Untuk diketahui, galian tanah merah di Kampung Dayeuh Desa Sukanegara terus dikeluhkan warga sekitar. Aktivitas tersebut dianggap mengancam keselamatan pengendara jalan. “Sudah setahun lebih, jalan jadi banyak tanah merah karena galian tanah itu,” ungkap Suhendi (34) warga RT 09/05 Desa Sukanegara.

Warga pun terganggu oleh kebisingan aktivitas itu saat malam hari. “Saya pernah tegur. Jawabnya selalu, pekerjaan masih tanggung dan mumpung tidak hujan. Padahal kami terganggu,” ucapnya.(azi/c)