BOGOR–Bima Arya sudah menggandeng mantan Direktur Pembinaan Jaringan dan Kerja Sama Antar Komisi dan Instansi (PJKAKI) KPK Dedie A Rachim untuk Pilwalkot Bogor. Sejumlah pihak bahkan sempat kecewa dengan keputusan pria yang masih menjabat wali Kota Bogor tersebut.
Namun, politisi PAN itu menegaskan, pilihannya tersebut lebih kepada personal Dedie. ”Dia sangat profesional, santun, paham reformasi birokrasi, jadi (berpasangan, red) dengan Kang Dedie,” ujar Bima.
Menurut dia, pendampingnya merupakan figur yang cinta Bogor. “Ia sering dialog, diskusi, bahkan sudah banyak gagasan dan pemikiran yang disumbangkannya,” ujar Bima.
Jika terpilih kembali, Bima akan melakukan reformasi dengan mewujudkan birokrasi yang melayani dan mengabdi. ”Saya tidak pernah miring ke kanan dan kiri, dan tidak pernah menyatakan ke mana-mana,” ujarnya.
Ia juga mengaku sudah mendapat lampu hijau dari partai pendukung untuk maju di Pilwalkot Bogor. Namun, Bima masih enggan membeberkannya. ”Kita lihat saja nanti,” ucapnya.
Keputusan Dedie maju di pilwalkot juga diakuinya sudah direstui pimpinan KPK. ”Administrasinya sudah beres, jadi ini tinggal deklarasi koalisi saja, sambil merapikan barisan koalisi,” ujar dia.
Di tahun baru ini, Bima juga mengajak seluruh warga menguatkan, meluruskan hati, dan membangun niat untuk membangun kebersamaan. Sebab kebersamaan, kata dia, adalah faktor paling utama untuk melangkah ke depan. “Insya Allah saya akan mengeluarkan energi yang maksimal untuk berkomunikasi dengan semua. Namun dalam politik, tidak bisa juga menyenangkan semua orang,” paparnya.
Sementara itu, pekan lalu, Dedie sempat angkat bicara soal keputusan keikutsertaannya pada kontestasi Pilkada Kota Bogor 2018. Menurut Dedie, pilihan kontroversial itu merupakan panggilan jiwa untuk membangun daerah.
”Sederhana saja, saya dari kecil sampai besar di Bogor. Ada panggilan jiwa rasa tanggung jawab untuk berkontribusi pada pembangunan Kota Bogor,” ungkap Dedie kepada Jawa Pos (Grup Radar Bogor).
Dedie bahkan sudah mengajukan surat pengunduran dirinya pada Rabu (27/12/2017). Surat itu sudah diterima dan disetujui seluruh komisioner. Ia menyatakan, keputusan mundur tersebut lantaran dirinya diminta Bima.
”Saya juga non-partisan, jadi Pak Bima meminta saya semata-mata karena pengalaman karier,” ujarnya. (ded/jp/c)