25 radar bogor

Iklim Bogor Cocok untuk Edamame

Internet ILUSTRASI: Tanaman kedelai edamame yang siap dipasarkan.

ILUSTRASI: Tanaman kedelai edamame yang siap dipasarkan.

BOGOR-Liburan awal tahun di Wana Wisata Penangkaran Rusa (WWPR), Kampung Girijaya RT 08/04, Desa Buana Jaya, Kecamatan Tajungsari, Kabupaten Bogor berujung petaka. Jembatan gantung menuju kawasan penangkaran, ambrukCISARUA–Tak banyak yang kenal tentang kedelai edamame. Namun jika pernah ke restoran khas Jepang, sayuran ini kerap menjadi pelengkap hidangan.

Di Indonesia, jenis sayuran yang mirip kacang-kacangan tersebut dikenal dengan nama kedelai Jepang. Eda dalam bahasa Jepang berarti cabang, sedangkan mame berarti kacang. Atau memiliki arti kacang yang tumbuh di cabang.

Di Bogor sendiri saat ini banyak warga yang tengah mengem­­bangkan edamame. Meski berasal dari Negeri Sakura, tanaman ini tumbuh subur di iklim tropis dengan curah hujan tinggi.

”Kedelai edamame ini prospeknya sedang kami coba dan sudah berjalan. Jika bisa normal, akan membuat lebih besar lagi,” ujar Kepala UPT Pertanian Ciawi pada Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bogor, Teguh Iriantio kepada Radar Bogor.

Teguh menjelaskan, gabungan kelompok tani (gapoktan) di tiga wilayah, yakni Ciawi, Megamendung, dan Cisarua memiliki hasil kedelai edamame yang baik. Selama masa pengem­bangan, ada juga pengusaha asal Bandung rutin mengangkut hasil pertanian.

”Ini memang jarang dijual di supermakert dan pasar. Setiap dua pekan bisa mengirim 100 kilogram (ke Bandung),” kata Teguh.

Mengenai potensi pasar, lanjut Teguh, edamame biasa disajikan di restoran. Untuk men­da­patkannya tak perlu impor dari Jepang. Sebab, sayuran ini lebih cocok di iklim sub tropis, dengan suhu di atas 24 derajat celcius untuk pembungaan. Baik pula dalam kondisi curah hujan yang cukup tinggi. ”Itu sudah sesuai dengan kondisi alam Bogor,” pungkasnya. (don/c)