25 radar bogor

Warga Keracunan Dipulangkan

MULAI PULIH: Petugas membantu warga yang akan pulang dari rumah sakit ke rumahnya, kemarin. ilustrasi
MULAI PULIH: Petugas membantu warga yang akan pulang dari rumah sakit ke rumahnya, kemarin.

BOGOR–Kondisi ratusan warga yang diduga keracunan di Kampung Cirangrang, Desa Cilember, Kecamatan Cisarua, mulai membaik. Kemarin (30/12) mereka bahkan sudah diperbolehkan pulang ke rumahnya masing-masing.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabu­paten Bogor, dr Agus Fauzi mengatakan, masih ada beberapa warga yang dalam pemantauan namun rawat jalan. ”Hasil uji lab belum ada,” ucapnya kepada Radar Bogor.

Lebih lanjut ia mengatakan, total korban awalnya berjumlah 223 orang, di antaranya 174 rawat jalan, di pustu 103 , dan Posko Cirangrang 71 orang. Sedangkan, 49 orang lainnya observasi rumah sakit. “Hingga kini, semuanya sudah dipulangkan ke rumah masing-masing,” kata dia.

Menurutnya, upaya yang telah dilakukan yakni pengiriman obat, pembuatan posko, ambulans 24 jam, hingga pengambilan sampel makanan. ”Contoh makanan, kami bawa ke Jakarta untuk dilakukan uji lab yang nantinya akan ketahuan zat apa saja yang terkandung. Karena, sampai hari ini indikasi masih terdapat dari makanan nasi kebuli saja,” ujarnya.

Kepala Desa Cilember, Bunyamin mengaku terus memantau perkembangan kesehatan warganya, dan tim kesehatan maupun desa masih bersiaga di posko. “Warga sudah kami berikan penjelasan,” ucapnya.

Sementara itu, Kapolsek Cisarua Kompol Sujito mengungkapkan, penyelidikan terus dilakukan pasca peristiwa keracunan warga. ”Sementara indikasi warga keracunan memakan nasi kebuli,” katanya.

Sebelumnya, berdasarkan keterangan sejumlah saksi, pengajian yang dimulai sejak pukul 08.00 WIB tersebut diikuti lebih dari 300 warga di Masjid Cirangrang. Setelah selesai pengajian sekitar pukul 10.00 WIB, ada tiga warga yang membagikan nasi berbungkus kotak styrofoam. ”Isinya nasi kebuli,’’ tutur warga sekitar, Muhammad Iip (22).

Nenek Iip, Nur (70), mengikuti pengajian sejak awal dan juga mendapat nasi kotak tersebut. Nur membawa pulang nasi kebuli itu dan menyantapnya hanya dua suap. ”Nenek saya langsung tidur. Pas bangun sore, langsung pusing dan mual. Muntah–muntah 10 kali lebih,’’ ungkapnya.

Rupanya, bukan hanya nenek Nur yang mengalami itu. Puluhan warga lainnya juga mulai berdatangan ke RT setempat untuk melaporkan kejadian yang menimpa mereka. Gejalanya sama. Pusing, mual dan muntah. Warga kemudian menduga, mereka keracunan nasi kebuli yang telah disantap sebelumnya.

”Tadi saja iseng kasih ke ayam, ayamnya mati. Semua (warga) awalnya dibawa ke kantor desa.Karena penuh akhirnya dibawa ke rumah sakit,’’ kata Iip lagi.

Warga lainnya, Irma Yunita (28) mengatakan bahwa nasi kebuli tersebut juga dibagi–bagikan ke masyarakat, termasuk ke rumahnya. Makanan itu diterimanya sekitar pukul 13.00 WIB. Irma menyebut enam anggota keluarganya juga turut menjadi korban keracunan.

”Setelah mereka makan, langsung mual–mual, BAB. Saya dapat info ada 500 nasi kebuli yang dibagikan ke warga,’’ kata dia.

Setelah mengonsumsi makanan tersebut, ayah, ibu, kakak, beserta kedua anak Irma langsung dilarikan ke rumah sakit. Dia pun sempat menyangka bahwa gejala yang dialami anggota keluarganya hanya sekadar masuk angin.

”Tapi saya heran kenapa barengan mual-mualnya, jadi saya pikir lagi, ternyata keracunan. Keluarga saya sudah diberi obat penawar racun,’’ imbuhnya.

Irma menerangkan, hingga tadi malam, tepat di depan rumahnya terdapat posko yang berisikan para korban makanan beracun tersebut. Para korban masih terkapar lantaran tidak bisa diberangkatkan ke rumah sakit karena tidak memiliki kendaraan. ”Satu kampung tepar semua,’’ tukasnya.(nal/c)