25 radar bogor

Garansi Tambah Pelatih Tunggal Putri

FOTO: PBSI PEMAIN MUDA: Salah satu pebulu tangkis tunggal putri, Gregoria Ma­riska saat mengikuti sebuah kejuaraan.

FOTO: PBSI
PEMAIN MUDA: Salah satu pebulu tangkis tunggal putri, Gregoria Ma­riska saat mengikuti sebuah kejuaraan.

JAKARTA–Tidak banyak pres­tasi yang datang dari sektor tunggal putri pelatnas bulu tangkis Indonesia. Sejak mene­rap­kan pemotongan generasi dengan keluarnya Linda Wenifa­netri dari pelatnas akhir 2016 lalu, praktis membuat tunggal putri Indonesia mengandalkan sosok pemain muda.

Tantangan tersebut rupanya belum bisa dijawab dengan tuntas. Fitriani, Gregoria Ma­riska, Dinar Dyah Ayustine, dan Hanna Ramadini belum bisa bicara banyak di pentas internasional. Jangankan di kelas superseries, pada level grand prix sekalipun mereka masih mentok di semifinal.

Situasi berat tersebut harus kembali dihadapi tim tunggal putri Indonesia pada 2018. Salah satu persoalan yang belum teruraikan yakni keberadaan pelataih kepala di tunggal putri. Sepanjang 2017 lalu, Minarti Timur saja yang menangani tunggal putri utama pelatnas.

PP PBSI sebagai pemangku kebijakan sudah melakukan ancang-ancang mencarikan solusi terbaik. Yakni mendata­ngkan tandem buat Minarti. Namun, hingga kemarin, belum ada kepastian format yang akan berlangsung. Apakah Minarti naik sebagai pelatih kepala ataukah pelatih tambahan nanti yang akan menempati pos tersebut.

”Pelatih kepala itu kan jabatan saja, secara teknis kami juga yang akan manjalankan program latihan,” ujar Minarti, kemarin (30/12).

Pengalaman sepanjang 2017 lalu, performa tunggal putri Indonesia memang memperlihatkan peningkatan yang berarti. Hanya persoalan konsistensi menjadi tembok tebal untuk mereka runtuhkan.

Kans besar muncul setelah Gregoria Mariska Tunjung mendulang gelar di World Junior Championship (WJC) 2017.   Kemampuan teknis yang dimiliki Gregoria mengungguli para seniornya. Dari stroke hingga penguasaan lapangan Gregoria memang menjadi harapan di masa mendatang. ”Masalah Grego satu, fisiknya perlu dibenahi lagi,” sebut Minarti.

Salah satu buktinya yakni saat dia mencapai final Asia Junior Championship. di nomor beregu campuran. Menghadapi tunggal putri Korea Selatan, An Se-yong, Gregoria kalah dalam rubber game.

Sementara itu, Ketua Harian PP PBSI Alex Tirta menera­ngkan, potensi perubahan pelatih cukup terbuka. Namun, khusus tunggal putri, dia mene­gaskan bahwa penambahan pelatih jelas bakal terjadi. ”Sebelumnya juga tim Binpres via Mbak Susy (Susanti, red) sudah berkoordinasi, tinggal eksekusinya,” bebernya.(nap)