25 radar bogor

Ratusan Warga Cilember Keracunan

LEMAS: Sejumlah korban keracunan terbaring lemas di RSPG Cisarua, RSUD Ciawi, Puskesmas Cilember, dan Posko Darurat di Balai Desa Cilember tadi malam.
LEMAS: Sejumlah korban keracunan terbaring lemas di RSPG Cisarua, RSUD Ciawi, Puskesmas Cilember, dan Posko Darurat di Balai Desa Cilember tadi malam.

BOGOR–Malam di Kampung Cirangrang, Desa Cilember, Kecamatan Cisarua, mendadak gempar. Lebih dari 42 orang dilarikan ke rumah sakit, dan 100 lebih dirawat di posko darurat akibat keracunan usai menyantap nasi kebuli dalam styrofoam, pagi sebelumnya. Para korban mayoritas kaum hawa, lansia, dan anak-anak.

Informasi yang dihimpun Radar Bogor di lokasi, sejumlah korban dilarikan ke Puskesmas Cilember, Rumah Sakit Paru Dr. M. Goenawan Partowidigdo Cisarua Bogor (RSPG), hingga dirujuk ke RSUD Ciawi. Musabab banyaknya korban, aparatur setempat juga mendirikan posko darurat di Balai Desa Cilember.

”Alhamdulillah, saat ini bisa ditangani oleh tim medis dan paramedis puskesmas, tim muspika, dan desa. Sudah dibuat posko di lokasi dan ada yang dirujuk ke RSPG Cisarua,’’ ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, dr Tri Wahyu Harini kepada Radar Bogor.

Pantauan wartawan di permukiman warga tadi malam, ratusan orang masih terbaring lemas di lantai posko darurat. Sebagian lansia tergolek di atas ranjang tandu, serta kursi-kursi yang disediakan warga. Suara tangis anak-anak dan kaum hawa yang mengaduh juga terus terdengar. ”Sebagian korban sudah berobat dan ada yang pulang. Mohon doanya semoga warga cepat sembuh,’’ kata Ketua Presidium Santri, Muhammad Muchsin.

Berdasarkan keterangan sejumlah saksi, pengajian yang dimulai sejak pukul 08.00 WIB diikuti oleh lebih dari 300 warga kampung di Masjid Cirangrang. Setelah selesai pengajian sekitar pukul 10.00 WIB, ada tiga warga yang membagikan nasi berbungkus kotak styrofoam. ”Isinya nasi kebuli,’’ tutur warga sekitar, Muhammad Iip (22).

Nenek Iip, Nur (70), mengikuti pengajian sejak awal dan mendapat nasi kotak tersebut. Nur membawa pulang nasi kebuli itu dan menyantapnya hanya dua suap. ”Nenek saya langsung tidur. Pas bangun sore, langsung pusing dan mual. Muntah–muntah 10 kali lebih,’’ ungkapnya.

Rupanya, bukan hanya nenek Nur yang mengalami itu. Puluhan warga lainnya mulai berdatangan ke RT setempat untuk melaporkan kejadian yang menimpa mereka. Gejalanya sama. Pusing, mual dan muntah. Warga kemudian menduga, mereka keracunan nasi kebuli yang telah disantap sebelumnya.

”Tadi saja iseng kasih ke ayam, ayamnya mati. Semua (warga) awalnya dibawa ke kantor desa, karena di desa penuh akhirnya dibawa ke rumah sakit,’’ kata Iip lagi.

Warga lainnya, Irma Yunita (28) mengatakan bahwa nasi kebuli tersebut juga dibagi–bagikan ke masyarakat, termasuk ke rumahnya. Makanan itu diterimanya sekitar pukul 13.00 WIB. Irma menyebut enam anggota keluarganya juga turut menjadi korban keracunan.

”Setelah mereka makan, langsung mual-mual, BAB. Saya dapat info ada 500 nasi kebuli yang dibagikan ke warga,’’ kata dia.

Setelah mengonsumsi makanan tersebut, ayah, ibu, kakak, beserta kedua anak Irma langsung dilarikan ke rumah sakit. Dia pun sempat menyangka bahwa gejala yang dialami anggota keluarganya hanya sekadar masuk angin belaka.

”Tapi saya heran kenapa barengan mual–mualnya, jadi saya pikir lagi, ternyata keracunan. Keluarga saya sudah diberi obat penawar racun,’’ imbuhnya.

Irma menerangkan, hingga tadi malam, tepat di depan rumahnya terdapat posko yang berisikan para korban makanan beracun tersebut. Para korban masih terkapar lantaran tidak bisa diberangkatkan ke rumah sakit karena tidak memiliki kendaraan. ”Satu kampung tepar semua,’’ ucapnya.

Kepala Desa Cilember, Bunyamin menegaskan bahwa penyebab pasti peristiwa semalam masih abu-abu. Ia tak ingin berandai-andai soal penyebab warganya yang keracunan. Meski begitu, keterangan sementara dari medis yang diterjunkan membenarkan bahwa warga Cilember positif keracunan. ”Memang prediksi medis itu kan keracunan, tapi sumber racunnya itu kan belum jelas,’’ tegasnya.

Dari data yang didapat Radar Bogor semalam, ada lebih dari 100 warga yang mendatangi posko darurat yang didirikan pemerintah desa. Sementara, 42 warga dibawa ke RSPG Cisarua dan satu orang dilarikan ke RSUD Ciawi.

Diwawancarai terpisah, Humas RSPG Cisarua, Iwan Ridwanullah mengatakan bahwa puluhan warga Cilember tersebut mendatangi rumah sakit sekitar pukul 17.30 WIB. Mereka datang menggunakan beberapa unit roda empat milik warga dan desa.

”Kebanyakan mengeluh mual, muntah dan pusing. Kemungkinan gejala terbesar keracunan dari makanan,’’ bebernya.

Lanjut Iwan, RSPG Cisarua mengambil tindak lanjut dengan memeriksa hasil lab bersama dengan Dinas Kabupaten Bogor. ”Kami belum bisa memastikan kapan waktu untuk memeriksa itu. Karena zatnya yang pasti berbeda–beda pemeriksaannya,’’ tambahnya.

Kasus keracunan warga Cilember ini juga didalami oleh pihak kepolisian. Polisi tengah memeriksa sejumlah saksi yang memberikan nasi kotak tersebut kepada warga. Polisi juga perlu mengetahui hasil laboratorium yang diteliti oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor.

”Intinya penanganan awal. Kan ada juga yang datang ke situ (posko kesehatan dan rumah sakit), dikasih obat, langsung pulang. Kami utamakan itu. Kalau dari pihak kepolisian, kami mengumpulkan sisa-sisa makanan yang disajikan tadi. Ini kan diduga,’’ ujar Kapolsek Cisarua, Kompol Sujito kepada Radar Bogor.

Sujito meyakini, hasil uji laboratorium akan menentukan segalanya. Pihaknya juga tidak bisa sembarangan menduga bahwa keracunan yang menimpa warga berasal dari nasi kotak yang dibagikan tersebut.

Kasubag Humas Polres Bogor AKP Ita Puspitalena memastikan Polres Bogor akan membantu Polsek Cisarua menindaklanjuti kasus ini. Polres masih menunggu upaya pendataan dari Polsek Cisarua, dan hasil pemeriksaan laboratorium.(dka/cr2/rp2/don/d)