25 radar bogor

Festival Hukum untuk Peradaban Baru

REUNI: Alumni Fakultas Hukum Universitas Pakuan semringah setelah belasan tahun tak bertemu dalam reuni akbar di gedung Graha Pakuan Siliwangi, Sabtu (23/12).
REUNI: Alumni Fakultas Hukum Universitas Pakuan semringah setelah belasan tahun tak bertemu dalam reuni akbar di gedung Graha Pakuan Siliwangi, Sabtu (23/12).

Fakultas Hukum Universitas Pakuan (FH Unpak) sukses mengadakan hajatan akbar ‘Festival Hukum untuk Peradaban Baru’, Jumat hingga Sabtu (15–23/12) lalu. Ada beberapa agenda penting di dalam event yang baru pertama kali diadakan ini.

Laporan : MUHAMMAD RURI ARIATULLAH

Dekan FH Unpak Muhammad Mihradi terlihat bersemangat saat mengenang Festival Hukum untuk Peradaban Baru. Ia tak menyangka acara tersebut menuai kesuksesan. Mengingat panitia hanya memiliki masa persiapan kurang dari dua bulan saja.

“Saya awalnya tak mengira kalau acara ini bisa berjalan lancar. Padahal panitia sempat kesulitan membagi waktu, karena mayoritas merupakan dosen pengajar di sini,” ujarnya ditemui Radar Bogor di ruang kerjanya, Rabu (27/12) lalu.

Untuk mewujudkan hal itu, maka ditunjuklah Isep H Insan sebagai ketua panitia. Ia dipilih karena dinilai memiliki kemampuan dalam pengelolaan acara kampus. Undangan pun disebar melalui jejaring WhatsApp dan akun media sosial (medsos) lainnya. Hal ini dilakukan karena puncak Festival Hukum untuk Peradaban Baru akan ditutup dengan reuni akbar seluruh angkatan, Sabtu (23/12).

Festival Hukum untuk Peradaban Baru merupakan event yang dikemas melalui cara berbeda. Yakni, menggabungkan nuansa akademis dan kesenian.

Acara diawali dengan ceramah ilmiah disertai penanda­tanganan MoU FH Unpak dengan Komisi Kejaksaan RI, Jumat (15/12). Dihadiri Wakil Ketua Komisi Kejaksaan Erna Ratnaningsih dan Komisioner Indro Sugianto, FH Unpak ditunjuk untuk mengawasi kinerja perangkat kejaksaan.

Kemudian dalam seminar hukum nasional ‘Kearifan Lokal Nusantara’, Selasa (19/12), memaparkan tentang aturan hukum yang berlaku pada masa kerajaan nusantara. Acara tersebut cukup menarik perhatian. Hal ini terlihat dari jumlah kursi di ruang rapat Rektorat Unpak terisi penuh.

Pada malam harinya, diadakan konser mini bertajuk ‘Jazz Hukum untuk Peradaban Baru’ di aula Soepomo FH Unpak. Kolaborasi antara Idang Rasjidi Orchestra dengan musisi pop jazz Indonesia Mus Mujiono, membuat ratusan pasang mata betah berlama-lama hingga nyaris tengah malam.

“Kami sengaja menampilkan jazz. Sebab, ingin menunjukkan kalau antara musik dengan akademik bisa sejalan. Apalagi ada nilai-nilai baru yang ditawarkan untuk membebaskan ekspresi dalam berkesenian,” tutur Redi.

Festival Hukum untuk Peradaban Baru ditutup dengan reuni akbar. Ratusan alumni tumpah ruah di gedung Graha Pakuan Siliwangi. Hampir berbagai angkatan hadir untuk mengenang masa-masa perkuliahan hingga melepas kangen.

Hanya saja, reuni akbar kurang meriah karena tak dihadiri penyanyi Syahrani. Alumnus dari angkatan 2001 ini berhalangan datang, karena sedang mengisi program off air. “Mungkin jadwal dia manggung berbarengan dengan reuni. Ibu Bupati Bogor (Nurhayanti) juga gak datang, karena dua hari sebelum acara suaminya berpulang,” timpal Ketua Panitia Festival Hukum untuk Peradaban Baru, Isep H Insan.

Ia berharap di tahun mendatang, event ini bisa tetap berjalan. Sebab, mahasiswa FH Unpak sangat membutuhkan adanya pembaharuan di bidang hukum. “Tentunya dengan mendatangkan para ahli hukum lain, juga serangkaian event lainnya,” tukasnya.(*)