BOGOR-Setelah Bima Arya mengumumkan calon pendampingnya bukan dari unsur partai politik, para penantang sang petahana pun tancap gas. Kemarin (28/12), PDI Perjuangan dan Partai Hanura langsung membuat kesepahaman politik di Pilwalkot 2018.
Pada pertemuan di DPC PDI Perjuangan di bilangan Ahmad Yani, Kota Bogor, itu Wakil Sekretaris Jenderal DPP Hanura, Bagus Karyanegara mendampingi Ketua DPC Partai Hanura Kota Bogor Sumiati Eneng menandatangani nota kesepahaman dengan DPC PDI Perjuangan untuk berkoalisi di pesta demokrasi Kota Hujan.
”Pertemuan ini sekaligus kesepahaman dua partai politik untuk mengikatkan diri berkoalisi di dalam Pilkada 2018. Tidak hanya dalam bentuk lisan, tapi sudah kami tanda tangani dalam nota kesepakatan,’’ ujar Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Bogor, Dadang Iskandar Danubrata kepada Radar Bogor.
Pada poin kesepahaman tersebut, kata dia, apa pun yang terjadi, PDI Perjuangan dan Hanura akan tetap berkoalisi dan siap menghadapi Pilwalkot 2018. Terkait figur yang diusung, Hanura dipastikan mengusung Bagus Karyanegara sebagai bakal calon wali kota Bogor 2018. Sedangkan, PDI Perjuangan sampai saat ini masih proses konvensi yang nantinya dikerucutkan dan disahkan dalam surat keputusan (SK).
”Masih ada tiga nama. Dadang Danubrata, Sugeng Teguh Santoso, dan Teddy Risnandi. Kami masih menunggu kepastian calon,’’ ujarnya.
Meski sudah sepakat berkoalisi, dua partai tersebut tidak menutup diri dan membuka kesempatan bagi partai lain yang hendak bergabung. Itu agar perahu pengusung calon wali kota dan wakil wali kota Bogor semakin besar. Pernyataan itu juga sekaligus menyindir Partai Golkar dan Partai Persatuan Permbangunan (PPP) Kota Bogor yang hingga kini belum memutuskan sikap politik di Pilwalkot Bogor. ”Tapi kami tidak bisa menunggu. PDI Perjuangan ada deadline-nya,’’ kata Dadang.
Dia berharap, partai-partai politik yang tidak diakomodasi petahana dapat bergabung dengan koalisi yang digagasnya. Sehingga harapannya Hanura-Golkar-PKB dan PPP dapat merajut kerja sama dengan PDI Perjuangan seperti partai pendukung pemerintahan Jokowi-JK. ”Target 4 Januari sudah dipastikan deklarasi,’’ tambahnya.
Sumiati Eneng menambahkan, koalisi yang digagas dengan PDI Perjuangan sudah sangat kokoh.
Terlebih, koalisi yang dibangun selaras dengan koalisi yang terbangun di tingkat pusat. ”Sudah mantap. Jika dibilang mendesak, memang saat ini kondisinya sudah mendesak dan harus berkoalisi. Tapi tetap semua keputusan ada di DPP,’’ imbuhnya.
Sementara itu, Bagus Karyanegara menegaskan bahwa penentuan figur sudah dikunci antara PDI Perjuangan dengan Hanura. Kedua partai sepakat mengusung kader, dengan komposisi F1 dan F2 dalam fase pembahasan.(ded/c)