PARUNGPANJANG–Bak efek domino, pemblokiran Jalan Raya Sidomanik, Desa Jagabita, Kecamatan Parungpanjang, berdampak panjang. Kini, giliran sopir truk tambang yang mengamuk. Semalam, Rabu (27/12), mereka ikut memblokir jalan.
Sepekan tak bisa beroperasi, membuat 120 sopir tak punya uang. Mereka turun ke jalan dan menutup jalur bagi pengendara lain. ”Kami butuh makan. Kalau begini mana bisa dapat uang. Jadi wajar ngamuk,” aku salah satu sopir, Dani Maulana Ibrahim (45) kemarin.
Mereka sengaja memarkirkan kendaraannya sepanjang jalur Desa Jagabita. Hingga pukul 13.30 WIB, 87 unit truk pengangkut tambang tak beroperasi. ”Kami sengaja parkirkan truk sampai dua kilometer,” tuturnya.
Tidak hanya sopir, unjuk rasa juga melibatkan kuli ganjur dan kernet truk. Mereka memblokir jalan dengan cara membakar ban dan menaruh bebatuan besar.
Merespons amukan para sopir, Sekretaris Camat (Sekcam) Parungpanjang Icang Aliyudin pun meminta agar Muspida Kabupaten Bogor segera menyelesaikan permasalahan tersebut. Terlebih hal itu telah berlangsung berlarut-larut. ”Masalahnya sama. Solusinya belum juga ketemu,” keluhnya.
Kapolsek Parungpanjang Kompol Nurohim menambahkan, aksi unjuk rasa dilakukan secara spontan. Sebab, dinilai tak ada respons yang maksimal dari asosiasi pengusaha tambang di wilayah Cigudeg dan Rumpin. (all/c)