KLAPANUNGGAL–Pembangunan rumah tak layak huni (RTLH) di Desa Nambo terus dilakukan. Kemarin (27/12) giliran rumah Nehi (72) warga Kampung Walahir RT 12/06, Desa Nambo. Ia merupakan penerima terakhir bantuan, setelah sebelumnya sebanyak 15 unit RTLH telah dibangun pada tahun ini. “Untuk tahun ini sudah semua RTLH terbangun. Di tahun sebelumnya kami bangun 30 unit,” ujar Kasi Ekbang, Jajang Suhandi.
Seperti pelaksanaan sebelumnya, dalam pembangunan ini pemerintah desa harus menyiapkan uang melebihi nominal bantuan. Pasalnya, hanya sedikit material rumah milik Nehi yang masih bisa digunakan. Karena itu, untuk menjaga kualitas bangunan, perombakan total dilakukan.
“Bisa saja kami paksakan menggunakan balok dari rumah lama, tapi khawatir daya tahannya tidak ada. Jadi, lebih aman kami rombak dan ganti semua,” paparnya.
Adapun, anggaran yang dikeluarkan oleh desa mencapai Rp35 juta. Sedangkan bujet pemerintah hanya Rp10 juta per unit. “Kami fokuskan dana dari swadaya perusahaan dan warga. Alhamdulillah cukup,” ucapnya.
Bantuan tersebut dirasakan oleh Nehi sangat membantu keluarganya. Sebab, sebelum dilakukan pembangunan, Nehi dan istrinya harus tidur beratap genteng bocor, dinding bilik, dan balok kayu penyangga genteng yang telah rapuh. “Kalau hujan kasur ini basah,” ucapnya sambil menunjuk bekas kasur miliknya.
Ia mengaku telah lama menunggu program ini. Meski kondisi rumah telah membuatnya tidak nyaman, Nehi tetap bersabar dan berdoa, menunggu bantuan datang. “Alhamdulillah, Allah dengar doa saya. Desa bantu saya bangun rumah ini,” ucap kakek 11 cucu itu.(azi/c)