CIBUBUR–Lamanya proses pengerjaan fisik tol Cimanggis-Cibitung (Cimaci) juga disebabkan banyaknya utilitas yang terkena pembangunan. Untuk itu, kontraktor harus mengerjakan terlebih dahulu utilitas yang rusak akibat imbas pembangunan. Pasalnya, utilitas yang ada tidak sesuai dengan trase atau jalur yang semestinya.
Salah satu koordinator proyek Tol Cimaci, Heri Hermawan mengatakan, tak sedikit utilitas yang rusak karena terkena alat berat. Ia mengaku, utilitas yang terimbas tersebut merupakan utilitas baru. Artinya, tidak sesuai dengan jalur utilitas yang sudah disediakan.
“Makanya banyak yang terkena alat berat. Seperti kabel-kabel terputus oleh ekskavator, akhirnya kami harus membenarkan dulu untuk melanjutkan pekerjaan,” ungkap Heri pada Radar Cibubur saat diwawancarai, kemarin.
Faktor utilitas memang menjadi salah satu kendala pembangunan. Di beberapa lahan yang sudah terbebaskan, masih ada utilitas yang harus direlokasi sementara. “Sifatnya relokasi sementara, kenapa? Karena nanti begitu pembangunan fisik di wilayah itu selesai, utilitas akan dikembalikan seperti semula. Banyak utilitas yang harus direlokasi. Seperti PDAM, PLN, Gas, dan Telkom,” sambungnya lagi.
Ia mengakui, pembangunan fisik saat ini lebih memprioritaskan lahan yang memang tak dimiliki siapa pun. Artinya tanah tersebut merupakan tanah negara.
“Tanah fasos-fasum itu lebih mudah dikerjakan, karena ada akses. Berbeda dengan lahan milik perumahan,” sahut Heri.
Permasalahan lain yang sudah menjadi baku, yakni tak sampai 50 persen pembebasan lahan rampung. Apalagi, pembebasan diiringi pembangunan fisik yang juga belum ada apa-apanya. Dia mengungkapkan jika pembebasan belum terpenuhi, pengerjaan fisik pun akan terus terhambat.
“Ya kan semakin lama pembebasan, akan memperlama fisik bisa rampung. Kalau tanahnya saja belum bebas, apa yang bisa kami kerjakan?” tanyanya.
Namun, tak semua perumahan memiliki lahan. Ada beberapa perumahan elite yang sebagian tanahnya milik negara. Seperti sebagian lahan yang berada di Kota Wisata, yang masih milik Pemerintah Kabupaten Bogor.
“Semuanya kami ikuti. Minggu juga kami libur, karena ada kegiatan gereja dan aktivitas lainnya. Pembangunannya malam hari dan memang terkena area warga,” ujarnya.
Jika melihat site plan yang ada, akan ada pintu masuk dan keluar yang berada di Jalan Transyogi. Perlu diketahui, konsultan pengawas proyek Tol JORR II adalah PT Virama Karya, dan PT Cimanggis Cibitung Tollways sebagai investornya.(dka/c)