BOGOR–Konstelasi jelang Musyawarah Provinsi (Musprov) Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Jawa Barat memanas. Pergantian pengurus daerah PBSI kota dan kabupaten pun dilakukan pengurus provinsi.
Seperti di Kota Bogor. Beberapa hari lalu, Pengprov PBSI Jawa Barat mengeluarkan surat keputusan (SK) pemberhentian ketum dan sekum PBSI Kota Bogor, Dodi Setiawan dan Hendra Setiawan.
Dodi diberhentikan berdasarkan SK bernomor SKEP/235/4.2.11/XII/2017, tertanggal 22 Desember 2017. Dalam SK disebutkan, PBSI mengeluarkan sanksi skorsing kepada Dodi dan Hendra tanpa membeberkan alasan.
Selanjutnya, PBSI menunjuk Rizal Setiabudi sebagai caretaker ketua PBSI Kota Bogor. Penunjukan ini diperkuat dengan SK bernomor SKEP/236/4.2.11/XII/2017.
Padahal, Dodi dan Hendra masih memiliki waktu satu tahun untuk memegang kendali PBSI Kota Bogor.
Dikonfirmasi, Dody mengaku jika ia menjadi korban penzaliman sejumlah pihak yang ingin merebut kursi ketum PBSI jelang Musprov Jabar.
”Ada orang yang bermanuver. Saya akui, saya sebagai pendukung salah satu calon ketum PBSI Jabar,” katanya kepada Radar Bogor, kemarin (25/12).
Anggota DPRD Kota Bogor ini juga membantah jika sanksi yang diberikan kepadanya itu terkait tidak adanya pembinaan atlet maupun laporan Sirnas 2015.
Sebaliknya, setiap tahun pihaknya selalu memberikan laporan. ”Mereka menilai kami tidak pernah mengadakan kejuaraan. Nyatanya kejurcab ada, musyawarah anggota ada, sirnas juga sudah clear,” terangnya.
Ia bahkan menyebut, sejak menjabat sebagai ketum, selalu mengeluarkan anggaran pribadi untuk mengadakan kejuaraan.
Sebaliknya, ia menuding sejumlah oknum pengurus PBSI tidak melaksanakan transparansi anggaran.
”Ini kondisi buruk, makanya mereka mencari momen menjatuhkan saya,” pungkasnya. (nal/c)