BANDUNG-Bakal calon gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar tetap tegar meski didepak dua partai pengusungnya, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Amanat Nasional (PAN).
Kang Demiz -sapaan Deddy Mizwar- yang sebelumnya dipasangkan dengan Ahmad Syaikhu melalui Koalisi Zaman Now, mengaku siap menerima segala kemungkinan.
Demiz bahkan mengaku telah menyiapkan rencana cadangan jika PKS dan PAN berpaling mendukung Sudrajat bersama Gerindra. Meski demikian, ia melihat situasi politik Jabar masih cair atau dinamis. Ia menyikapi pertemuan tingkat DPP PKS, PAN, dan Gerindra tanpa ada rasa khawatir kehilangan dukungan.
”Saya tidak mau berandai-andai (jika PKS dan PAN cabut dukungan, red). Kami hargai (pertemuan PKS, PAN, Gerindra di pusat) upaya orang bersama-sama. Enjoy aja, nggak khawatir (jika tidak didukung PKS-PAN). Khawatir apaan, bisa juga besok mati, bisa juga enggak ikut pilkada, emang kenapa? Setiap ketetapan Allah, itu yang terbaik,” kata dia kepada pewarta usai melakukan pertemuan dengan sejumlah tokoh Jawa Barat, kemarin (26/12).
Diakui Demiz, di luar pertemuan tingkat elite ketiga partai tersebut, dirinya bersama partai koalisi, satu di antaranya PKS, masih tetap solid. Terlebih ikatan yang kuat antara dia dengan Ahmad Syaikhu dan Presiden PKS Sohibul Iman sampai saat ini masih terjaga. Kemungkinan koalisi PKS, PAN, dan Gerindra pun masih belum pasti karena belum ada ketetapan.
”Bicara Pilgub Jabar 2018, koalisi masih cair, masih belum jelas. Siapa (pasangan calon) yang sudah jelas? Tidak ada. Mana jelasnya (PKS, PAN, Gerindra)?” ujar dia.
Dengan demikian, Demiz pun masih optimistis Koalisi Zaman Now masih solid, tidak ada perubahan apa pun. Dia bersama Syaikhu masih fokus pada koalisi tersebut.
”Koalisi tidak ada perubahan apa pun. Makanya tidak ada masalah apa-apa. Yang buat masalah orang dari luar. Kalau kita sendiri enggak ada apa-apa. Insya Allah, sebelum tanggal 8 juga tetap solid,” ucap dia.
Demiz mengatakan, masalah koalisi merupakan urusan partai. Pihaknya tidak memungkiri akan ada opsi lain sehingga komunikasi politik dengan partai lain maupun calon lain pun tetap dibangun.
Senada dengan Deddy, Uu Rukmana, salah seorang tokoh Jabar yang kala itu diundang Deddy, saat itu pun menuturkan, pertemuan tersebut membahas Jabar ke depan.
Selama pertemuan berlangsung Uu mengakui Deddy sudah menguasai betul potensi dan permasalahan di Jabar.
”Dalam pertemuan ini kami dengar semua calon (gubernur), tak hanya Deddy, Ridwan Kamil, Dedi Mulyadi juga pernah berdialog dengan kami. Kami hanya ingin tahu nanti Jabar mau diapain,” kata dia.
Uu pun menegaskan bahwa pertemuan tersebut bukan bentuk dukungan mereka kepada salah satu calon.
”Ini bukan soal dukung- mendukung. Yang penting Jabar punya pemimpin yang memiliki integritas. Bagi saya pemimpin Jabar itu harus Nyunda, nyantri, nyakola, dan nyurvei,” ucap dia.(ric/net/pik)