25 radar bogor

Toleransi Bogor Dicontoh Belitung

KUNJUNGAN: FKUB Kabupaten Belitung mengunjungi FKUB Kota Bogor untuk belajar menyelesaikan konflik keagamaan, kemarin (22/12).
KUNJUNGAN: FKUB Kabupaten Belitung mengunjungi FKUB Kota Bogor untuk belajar menyelesaikan konflik keagamaan, kemarin (22/12).

BOGOR–Keberagaman dan toleransi beragama di Kota Bogor menarik perhatian Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Belitung. Kemarin (22/12) mereka berkesempatan menyambangi FKUB Kota Bogor dan saling bertukar pengalaman.

Ketua FKUB Kabupaten Belitung Ramansyah mengatakan, pihaknya baru kali pertama mengunjungi Kota Bogor. Kota Hujan dijadikan contoh, karena menurut informasi yang didapatnya, Kota Bogor adalah daerah teraman di Indonesia yang berhasil menangani konflik horizontal. Yakni, konflik yang timbul dari perbedaan pandangan keagamaan, baik itu internal maupun eksternal.

“Itu yang kami tangkap dari kunjungan kerja ke sini. Sekaligus, kami melihat bahwa pemkot sangat optimal di dalam memberikan dukungan. Baik pendanaan maupun fasilitas. Sehingga, FKUB Kota Bogor ini patut menjadi acuan dan contoh,” ujarnya.

Pihaknya menilai FKUB Kota Bogor mampu melaksanakan program-program strategis. Baik yang bersifat kerukunan maupun kebangsaan. FKUB Kota Bogor juga mampu membuat program pedoman penyelesaian konflik yang tidak ada di daerah lain.

Antara lain, program pemetaan kerukunan melalui sistem informasi geografis (GIS). “Program ini harus kami adopsi dan contoh, di dalam dinamika umat beragama yang beragam,” tuturnya.

Sementara itu, Ketua FKUB Kota Bogor, Achmad Chotib, menyambut baik kedatangan rombongan FKUB Kabupaten Belitung. Kota Bogor, kata Chotib, pernah disebut-sebut sebagai kota peringkat ketiga intoleransi.

“Ternyata, indikatornya bukan peran FKUB, melainkan peran pemerintah. Jadi, sejauh bagaimanapun bagusnya FKUB, tapi kalau pemerintahnya kurang, indeksnya enggak bisa naik. Di antara indikatornya termasuk sejauh mana langkah wali kota terkait penanganan intoleransi,” kata dia.

Chotib menerangkan, salah satu yang kemudian dipelajari dari FKUB Kota Bogor, adalah soal penanganan Gereja Yasmin. “Mereka ingin tahu bagaimana menangani hal-hal seperti itu. Mereka ingin melihat secara keorganisasian bagaimana mendapatkan hibah,” jelasnya.

Lebih lanjut Chotib menerangkan, bukan tidak mungkin ke depan giliran FKUB Kota Bogor yang mengunjungi FKUB Kabupaten Belitung. Meski menurutnya, belum tentu bisa disama-samakan.

“Kan belum tentu sama dengan kita, heterogenitas penduduknya kan beda. Di sana bisa jadi pedesaan dan perkotaan, segi luas wilayahnya. Di sini ada presiden, di sana enggak,” paparnya.(wil/c)