BADUNG–Aksi jual bersih (net sell) investor asing tidak serta-merta menunjukkan bahwa asing tidak tertarik lagi pada bursa saham Indonesia. Sebab, pada saat yang sama, kapitalisasi pasar asing di bursa juga meningkat.
Sepanjang 2017, secara year-to-date (ytd), asing memang mencatat net sell Rp40,3 triliun. Namun, pada saat yang sama, kapitalisasi pasar asing di bursa meningkat dari Rp1.691 triliun pada Desember 2016 menjadi Rp1.878 triliun pada pertengahan Desember 2017.
”Net sell asing itu hanya merealisasikan capital gain-nya, merealisasikan keuntungan yang mereka dapat dari bursa. Bukan melarikan uangnya ke luar,’’ kata Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio ketika pelatihan wartawan akhir pekan lalu. Di sisi lain, lanjut dia, kepemilikan investor domestik naik 15,4 persen.
Net sell oleh asing menjelang akhir tahun merupakan hal yang wajar. Biasanya, aktivitas investor saat libur Natal dan tahun baru di bursa cenderung sepi.
Investor juga sering memantau proyeksi-proyeksi ekonomi dari negara tujuan investasi pada tahun depan. Di samping itu, perubahan indeks MSCI sering kali membuat investor mengubah portofolio investasinya.
Menurut Tito, bursa memang ingin menambah peran investor domestik. ’’Kalau banyak dana asing yang lari, mau bergantung sama siapa? Ya, sama diri kita sendiri dong. Sama teman-teman kita sendiri,’’ ujar Tito.
Nah, agar bursa saham Indonesia makin besar, BEI menargetkan kapitalisasi pasar modal Indonesia mencapai Rp10 ribu triliun pada 2019–2020. Hingga akhir pekan lalu, kapitalisasi pasar di bursa tercatat Rp6.781,42 triliun.
Dengan kapitalisasi pasar yang begitu besar dan banyaknya dana domestik, bursa tidak bakal mudah goyah ketika asing ambil untung maupun melakukan capital flight. ’’Syaratnya, kalau mau besar, anak-anak BUMN suruh listing di sini. Sekarang kan beberapa juga sudah listing,’’ jelasnya.
Wakil Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nurhaida menyatakan, pihaknya terus mengedukasi investor domestik maupun calon investor.
Tujuannya, pasar modal Indonesia makin kuat. ’’Memang dana asing begitu besar, tapi kita juga semestinya memanfaatkan pasar modal kita sendiri. Domestik akan lebih baik kalau banyak berperan,’’ tuturnya.(rin/c14/fal)