NANGGUNG–Ratusan petani ikan di Kampung Sidempok, Desa Bantarkaret, Kecamatan Nanggung, mengamuk. Mereka menyambangi kantor manajemen PT Antam UBPE Pongkor sambil membawa ikan-ikan yang mati karena tercemar limbah, kemarin (18/12). Mereka bahkan menuntut pertanggungjawaban PT Antam atas kerugian yang dialaminya.
Hal itu disebabkan buruknya instalasi pengelolaan air limbah (IPAL) PT Antam UBPE Pongkor. Limbah hasil olahan emas tersebut masuk ke aliran Sungai Bondongan yang dimanfaatkan petani. Kontan, air pun terkontaminasi dan meracuni ikan hingga mati.
”Semua ikan mati mendadak. Padahal sebelumnya masih sehat dan sempat diberi makan. Saat ditelusuri, ini karena limbah dari Antam yang masuk ke kolam,” keluh salah satu petani ikan, Yanto (35) kepada Radar Bogor.
Ia juga meminta Antam segera memperbaiki IPAL dan mensterilkan aliran Sungai Bondongan. ”Terlebih warga sering menggunakannya untuk kebutuhan sehari-hari,” ujarnya.
Terpisah, General Manager PT Antam UBPE Pongkor I Made Mastana menuturkan, pihaknya sedang melakukan langkah cepat berupa pendataan dan investigasi. Juga, melalui uji lab air sungai yang tercemar kebocoran limbah tersebut.
”Tingkat kekeruhan Sungai Bondongan 135 mm/l. Untuk PH (tingkat asam basa), saat ini 7.85 dan CN sungai mencapai 0.3mg,” terangnya.
Sementara itu, Humas PT Antam UBPE Pongkor Agus Setiyono mengakui kelalaian perusahaannya dalam pengelolaan air limbah. Saat ini pun pihaknya tengah melakukan penyelidikan dan mencari sumber kebocoran tersebut.
”Kami juga mendata ada 15 kolam warga yang tercemar limbah. Ini belum valid, masih coba dikumpulkan dulu datanya. Termasuk klaim ganti rugi para pemilik ikan,” tukasnya.(all/c)