25 radar bogor

Dadang Tabuh Genderang Perang

BOGOR–Tekad sudah bulat. Ketua DPC PDI Perjuangan (PDI-P) Kota Bogor Dadang Iskandar Danubrata menabuh ”genderang perang” melawan petahana. Dadang sepertinya ”muak” dengan sikap Bima Arya yang terus me­ngulur-ulur waktu tanpa kepastian.

”Kami mulai membaca arah yang tak jelas (de­ngan petahana, red). Sebagai persiapan, kami persiapkan plan B. Itu sudah keputusan resmi PDI Perjuangan, juga instruksi ketua DPD PDI-P Jawa Barat,’’ tegasnya.

Dadang menjelaskan, elite Partai Golkar dan PDI-P sudah sangat intens menjalin komunikasi politik. Teranyar, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto hadir dalam Rakornas PDI Perjuangan di Banten. ”Keharmonisan itu akan kami bawa di Pilwalkot Bogor.

Untuk calonnya, kami kembalikan, kami tidak ingin jadi partai penonton saja, tapi juga penyokong,’’ tegasnya lagi.

Belum lagi pasokan ”peluru’’ Partai Hanura yang juga sudah memberi dukungan kepada Presiden Joko Widodo. Juga komunikasi dengan Partai Demokrat belum lama ini. ”Akan ada pertemuan juga dengan PKS secepatnya. Lalu pertemuan informal dengan PPP. Dalam dua hari ini, saya akan maraton menemui partai-partai,’’ bebernya.

Dadang menyimpulkan, koalisi yang sangat mungkin terjadi adalah PDI-P, NasDem, Hanura, PKB, Golkar, dan PPP. Pada koalisi nanti, ia berjanji bakal lebih fleksibel dengan seluruh anggota sekutu.

Termasuk dalam penen­tuan calon, yakni dengan mengusulkan acuan pada hasil survei. ”Kami lihat juga kesang­gupan intelektual, finansial, dan jaringan,’’ ungkapnya.

Sementara itu, Gerindra-PKS yang sepakat membangun koalisi di Pilwalkot Bogor, juga masih membuka peluang partai lain untuk bergabung. Ketua DPD PKS Kota Bogor, Atang Trisnanto menjelaskan, persekutuan dua partai itu sepakat membangun koalisi permanen di Kota Bogor. Mulai Pilkada Bogor hingga dan Pilpres 2019 mendatang.

”Ada empat opsi pilihan PKS-Gerindra. F1 dan F2 dari Gerin­dra-PKS, atau kami mengajak partai lain untuk bergabung,’’ ujarnya. Sedangkan opsi lainnya, F1 berasal dari PKS dan F2 dari partai koalisi. Opsi keempat, F1 dari partai koalisi dan F2 dari PKS atau Gerindra. ”Kita bicara yang pasti-pasti saja, sudah tinggal tiga pekan lagi waktunya,’’ cetusnya.

Dalam persekutuan ini, ada empat nama yang disodorkan Gerindra-PKS. Yakni, Ahmad Ru’yat, Suseno, Atang sendiri, dan Najamudin. ”Dalam pekan ini, bisa menambah partai lain yang sepaham koalisi Pilwalkot Bogor. Kami menargetkan 4–6 kursi, kita lihat hasilnya,’’ kata Atang.

Pernyataan itu diamini Sekretaris DPD Gerindra Kota Bogor, Agus Sudrajat. ”Hasilnya kami laporkan ke DPP. Kemungkinan pekan depan sudah ada keputusan akhir,’’ tukasnya.

Di bagian lain, Partai Demokrat gerak cepat mengambil kesempatan dalam kesempitan. Perlawanan sejumlah partai politik atas sikap Bima Arya, dimanfaatkan untuk kembali merayu sang petahana. Besok, beberapa petinggi bintang mercy seperti Syarief Hasan dikabarkan bakal kembali melamar Bima.

”Agendanya Rabu (20/12). Sudah diagendakan tim akselerasi DPC Demokrat (kunjungan Syarief Hasan ke Bima Arya,’’ ujar Ketua DPC Demokrat Kota Bogor, Usmar Hariman.

Menurut Usmar yang juga wakil petahana, kedatangan sang wakil ketua umum Partai Demokrat tak lain untuk melakukan komunikasi politik. Tapi, Usmar enggan membocorkan lebih dalam tujuan Syarief, serta lobi-lobi politik apa yang akan ditawarkan Demokrat.

Sementara itu, Ketua Komisi Pemenangan Pemilihan Umum Cabang (KPPUC) DPC Demokrat Kota Bogor, Maman Suherman, menyebut hasil rapat pleno yang telah menetapkan Usmar Hariman sebagai calon wali kota atau wakil wali kota telah diserahkan ke DPD dan DPP Demokrat. Namun, hingga kini belum ada jawaban, apakah instruk­si partai kembali berpa­sangan dengan Bima Arya atau berlawanan dengan petahana.

”Yang lebih penting adalah arahan dari DPP Demokrat. Sehingga kita tidak disalahkan saat melangkah,’’ ujarnya.

Meksi begitu, kata Maman, jika keputusan Bima Arya tetap menolak berpasangan dengan Usmar Hariman, Demokrat tak akan mati langkah. Partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono itu dipastikan sudah memiliki strategi cadangan.

”Kami berpeluang berkoalisi dengan PKS dan Gerindra. Tapi sebelumnya, dipastikan dulu dengan Kang Bima untuk mempertanyakan kejelasan pendampingnya,’’ tuturnya.(ded/d)