25 radar bogor

Ancam Boikot Amerika

KOMPAK: Aksi Bela Palestina di silang Monumen Nasional, kemarin (17/12).Reuters
KOMPAK: Aksi Bela Palestina di silang Monumen Nasional, kemarin (17/12).Reuters

JAKARTA–Penyair Taufiq Ismail membacakan puisi karyanya Palestina, Bagaimana Bisa Aku Melupakanmu di hadapan peserta Aksi Bela Palestina di silang Monumen Nasional, pagi kemarin (17/12). Meskipun dibuat pada 1989 atau 28 tahun lalu, puisi itu masih relevan menggambarkan kondisi Palestina.

Puisi itu juga menunjukkan solidaritas Indonesia bagi warga Palestina yang sekarang makin terdesak dengan pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Ketika anak-anak kecil di Gaza belasan tahun bilangan umur mereka, menjawab laras baja dengan timpukan batu cuma, lalu dipatahi pergelangan tangan dan lengannya, siapakah yang tak menjerit serasa anak-anak kami Indonesia jua yang dizalimi mereka.Demikian salah satu penggalan puisi karya sastrawan 82 tahun itu.

Taufiq menuturkan, Palestina adalah salah satu negara yang paling awal mengakui kemerdekaan Indonesia. Saat itu, Taufiq yang masih berusia sekitar 10 tahun mendengar bagaimana susahnya para pejuang mengupayakan kemerdekaan Indonesia dari tangan penjajah. Nah, saat Palestina sekarang dalam kondisi dijajah maka rakyat Indonesia pun menyerukan solidaritas yang sama.

”Saya melihat rasa terima kasih itu diperlihatkan oleh umat Islam dan saya yakin bukan Jakarta saja, tapi selruh rakyat Indonesia itu bahwa mereka juga merasa sangat tidak adil kalau Palestina diperlalukan seperti ini,” ujar Taufiq usai aksi.

Aksi damai yang diinisiasi oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu dihadiri oleh sejumlah tokoh. Di antaranya, Ketua MPR Zulkifli Hasan, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Ketua Umum MUI KH Ma’ruf Amin, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Barat Ahmad Herya­wan, dan Ketua GNPF Ulama KH Bachtiar Nasir. Hampir seluruh ruang terbuka di kom­pleks Monas penuh sesak oleh massa dari berbagai daerah. Rum­put Monas yang hijau dijaga agar tidak diinjak oleh peserta aksi.

Massa tampak mulai mengalir memadati kawasan silang Monas sejak sekitar pukul 06.00 WIB. Peserta aksi yang mengawali salat Subuh berjamaah di Masjid Istiqlal, masuk dari pintu silang Timur Laut. Sementara warga yang mengikuti aksi datang dari arah kota masuk melalui pintu silang Merdeka Barat Daya atau Patung Kuda.

Hampir seluruh luas Lapangan Merdeka dan areal sekitar tugu penuh oleh lautan manusia. Panggung utama terletak di silang Barat Laut arah Istana Merdeka.

Kawasan CFD Patung Kuda nyaris tak bisa diterobos meski hanya berjalan kaki. Massa menyemut mengitari kolam, meluber hingga ke Jalan Budi Kemulyaan dan ke arah Bank Indonesia.

Kepadatan juga terlihat di utara Tugu Tani hingga depan Stasiun Gambir. Dua ruas Jalan Merdeka Timur Habis oleh luapan massa yang bergerak ke arah utara. Sementara Jalan Medan Merdeka Utara tampak relatif longgar.

Selain di panggung utama, massa juga terkonsentrasi di sekitar Kantor Kedubes Amerika Serikat di Jalan Merdeka Selatan. Meskipun, aparat mengosongkan 100 meter masing-masing arah ke barat dan timur dengan barikade kawat berduri dan kendaraan lapis baja.

Sebuah mobil komando tampak memberikan orasi di dekat tikungan masuk menuju Medan Merdeka Selatan. Beberapa kali orator mengajak massa yang menyemut di depan kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk membaca surat Al-Fiil. Saat sampai pada kata-kata Tarmihim (Arab: hantamlah), para peserta mengacungkan kepal ke arah kantor kedubes. (jp)