25 radar bogor

Jokowi Kebut Waduk Ciawi

Waduk Ciawi, di Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, kemarin (15/12). ilustrasi
BLUSUKAN: Presiden Jokowi bersama Menteri PUPR Basuki Hadimuljono meninjau lokasi pembangunan waduk Ciawi, di Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, kemarin (15/12).

BOGOR–Banjir di Ibu Kota Jakarta tak lama lagi akan berkurang. Pemerintah sedang merampungkan Bendungan Sukamahi dan Ciawi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, yang diprediksi bisa mengurangi banjir Jakarta hingga 30 persen.

Kemarin (15/12) Presiden Joko Widodo bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono serta Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, dan Bupati Bogor Nurhayanti melihat progres pengerjaan Bendungan Sukamahi itu. Kedua bendungan itu masuk rencana induk pengendalian banjir (flood control) Jakarta.

”Dengan adanya dua waduk (Sukamahi dan Ciawi, red) ini akan ada pengurangan jumlah air yang masuk ke Jakarta 30 persen. Artinya, mengurangi banjir di Jakarta 30 persen,” ungkap Jokowi.
Hingga kemarin, progres pengerjaan dua bendungan itu masih dalam tahap pembebasan lahan sekitar 22 persen. Ditargetkan waduk itu bisa selesai pada pertengahan 2019.

Pembangunan kedua waduk ini berada di tangan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung-Cisadane bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Didampingi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Jokowi memastikan PUPR juga akan mengerjakan pelebaran Sungai Ciliwung.
”Saya juga minta (pemerintah) DKI Jakarta dan Jawa Barat membenahi drainase. Itu drainase, kampung-kampung semuanya harus dibersihkan. Sungai-sungai kecil sampai Jakarta itu semua harus dibersihkan,’’ cetusnya, dibalas anggukan kepala Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan yang turut mendampingi presiden.

Sementara itu, Dirjen Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PUPR Imam Santoso menuturkan, kedua bendungan itu berfungsi menahan aliran permukaan yang berasal dari daerah hulu Gunung Gede dan Gunung Pangrango. Aliran itu kemudian mengarah ke Sungai Ciliwung melalui terowongan secara konstan dengan debit rencana Q50. ”Meskipun terjadi hujan lebat di daerah hulu, debit Sungai Ciliwung yang masuk ke Jakarta dapat ditahan dan dikendalikan,” ujar dia.

Sebagai bendungan kering, bendungan tersebut baru akan digenangi air jika intensitas hujan tinggi. Sementara saat musim kemarau bendungan tersebut akan dibiarkan ke­ring.  Pembangunan Bendungan Suka­mahi sejatinya sudah direncanakan sejak 1990-an. Na­mun, rencana pemba­ngunannya saat itu terkendala pembebasan lahan. Warga yang rumahnya direncanakan terkena proyek tersebut menolak ganti rugi yang ditawarkan pemerintah.

Rencana tersebut kembali bergulir saat Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan kini mulai dikerjakan sebagai bagian dari pembangunan 65 bendungan prioritas pada pemerintahan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

”Saya minta pekerjaan dipercepat dan dilakukan dengan penuh kehati-hatian karena kontur tanah yang terjal. Pohon-pohon yang ada seperlunya saja ditebang, karena bisa menjadi bagian dari lansekap area bendungan,” kata Menteri PU PR Basuki Hadimuljono.

Kontrak pembangunan Bendungan Ciawi ditandatangani pada 23 November 2016 antara pihak SNVT PJSA Ciliwung Cisadane dan PT Brantas Abipraya-Sacna KSO sebagai pihak kontraktor dengan nilai pekerjaan konstruksi Rp757,8 miliar melalui kontrak tahun jamak (multiyears). Bendungan Ciawi memiliki volume tampung 6,45 juta meter kubik dan luas area genangan 29,22 hektare.

Penandatanganan kontrak pembangunan Bendungan Sukamahi senilai Rp436,97 miliar dilakukan pada 20 Desember 2016 dengan kotraktor PT Wijaya Karya-Basuki KSO.

Bendungan Sukamahi memiliki daya tampung 1,68 juta meter kubik dan luas area genangan 5,23 hektare. Kedua bendungan tersebut ditargetkan selesai konstruksinya pada pertengahan 2019. Usai meninjau waduk, Jokowi sempat melaksanakan salat Jumat di Masjid Harakatul Jannah dan makan siang di Rumah Makan Raflesia, Puncak.(don/d)