25 radar bogor

Jembatan Cipamingkis segera Beroperasi

SIAP BEROPERASI: Seorang warga saat melintas di Jembatan Cipamingkis.
SIAP BEROPERASI: Seorang warga saat melintas di Jembatan Cipamingkis.

JONGGOL–Jembatan Ci­pamingkis segera beroperasi penuh. Jembatan yang putus lantaran tergerus derasnya arus sungai itu, bahkan sudah mulai dilakukan uji kendaraan berat sejak kemarin (15/12).

Pantauan Radar Bogor, jalur belum dibuka total karena sebagian badan jembatan masih proses pengaspalan. Camat Jonggol Beben Suhendar mengatakan, jembatan dipre­diksi akan kembali berfungsi penuh pada akhir Desember setelah mendapat informasi langsung dari Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Provinsi Jawa Barat. ”Ini masih prediksi ya, bisa saja mulai operasinya Januari mendatang,” tuturnya.

Menurutnya, jembatan yang menjadi akses strategis ini merupakan bangunan permanen dengan nilai proyek sekitar Rp60 miliar. Oleh karena itu, kata dia, butuh perhitungan matang untuk kesiapan aktivasi jalur.

”Selama belum betul-betul selesai, memang belum bisa dilalui. Jika pengaspalan su­dah selesai dilakukan, pasti pengendara dipersilakan lewat,” tukasnya.

Di sisi lain, rampungnya pekerjaan jembatan ini justru membuat pengelola jembatan di jalur alternatif Kampung Cagaita, Desa Jonggol dan Simpang Jonggol-Bekasi tepatnya Desa Weuninggalih Geulis, Cibarusah Bekas, resah.

Aceng (33) salah satu pengelola jembatan mengaku akan banyak kehilangan pendapatan jika aktivitas Jembatan Cipamingkis kembali normal.
”Pasti akan berpengaruh, Mas. Karena yang lewat makin sedikit,” katanya.

Meski enggan menyebutkan pendapatannya tiap hari, menurut Aceng, jembatan alternatif ini cukup membantu perekonomian masyarakat. Sebab, meski jembatan utama telah berfungsi, pengelolaan jembatan alternatif tetap akan berlanjut.

”Karena jembatan alternatif ini masih dipakai untuk motong jalan biar lebih dekat. Walaupun yang menggunakan hanya warga sekitar,” sambungnya.

Dalam penerapan sum­ba­ngan, ia mengaku tak akan menarif harga. Sebab, para pengelola tak hanya mendapat sumbangan berupa uang. Tak jarang, pe­ngen­dara juga memberikan rokok.

”Banyak yang kasih rokok, dan kami tidak mengharuskan bayar uang. Ada yang ngasih Rp2 ribu kami terima, ya tidak pun tak akan kami paksa,” akunya.

Pengelola jembatan alternatif lainnya, Jamali (47) yang biasa “menodongkan” jaring sumbangan di jalur Jonggol-Bekasi Desa Weuning Geulis, ini mengaku akan kembali bertani usai Jembatan Cipa­mingkis beroperasi. ”Kalau sepi (pengendara, red) saya nyangkul lagi,” tukasnya.

Ia mengaku rutin mengantongi uang puluhan hingga ratusan ribu setiap harinya dari para pengendara Jalur Jonggol-Bekasi, Cibarusa yang me­nyumbangkan uang recehnya. ”Kalau Sabtu dan Minggu saya dapat sampai Rp200-350 ribu. Kalau hari lain hanya puluhan ribu,” tuturnya.(azi/c)