25 radar bogor

Akhir Tahun Tambah Pasokan Elpiji

Pasokan gas dijamin aman jelang ramadan.

BERANGSUR NORMAL: Pasokan tabung gas elpiji tiga kilogram mulai normal di beberapa kecamatan, kemarin. (Arifal / Radar Bogor)

JAKARTA–PT Pertamina (Persero) menambah pasokan bahan bakar minyak (BBM) dan elpiji untuk mengantisipasi kenaikan permintaan selama Natal dan tahun baru. Bahkan, hingga akhir Desember, akan ada tambahan impor elpiji 44 ribu metrik ton.

Senior Vice President Non-Fuel Marketing PT Pertamina Basuki Trikora Putra me­nyatakan, permintaan elpiji mengalami peningkatan 4 persen, dari hari biasa 23.023 metrik ton (MT) menjadi 23.916 MT. ”Ketahanan pasokan elpiji yang disiapkan cukup untuk 14,5 hari. Hingga akhir tahun pun ada kargo masuk 44 ribu metrik ton pada 16 Desember,” ujarnya kemarin (15/12).

Lonjakan permintaan terutama terjadi di daerah-daerah yang mayoritas masyarakatnya me­rayakan Natal seperti wilayah Sumatera Utara, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara.

Ketahanan pasokan BBM juga telah ditingkatkan menjadi 27,4 hari. Pada hari biasa, rata-rata ketahanan pasokan hanya menyentuh 22 hari. Perincian ketahanan stok BMM tersebut adalah premium cukup untuk 27,4 hari, pertamax 19,6 hari, pertalite 20,3 hari, avtur 21 hari, dan kerosin untuk 21,5 hari.

”Jadi, posisi ketahanan sangat kuat. Saat ini kami berusaha terus mendorong terminal paling akhir yang bisa melayani masyarakat,” kata SVP Fuel Marketing & Distribution PT Pertamina (Persero) Gigih Wahyu Hari Irianto.

Direktur Pemasaran Perta­mina Muhammad Iskandar men­jelaskan, sejumlah kawa­san wisata juga berpotensi me­ngalami lonjakan. Misalnya, di Jogjakarta yang mendapat pengalihan turis dari Bali. Konsumsi BBM akan meningkat 2 persen dari 31.971 kiloliter (KL) menjadi 32.610 KL.

Konsumsi pertalite mengalami kenaikan 12 persen dari 42.201 KL menjadi 47.430 KL dan pertamax sebesar 7 persen dari 16.000 KL menjadi 17.150 KL. Pertamax turbo juga akan mengalami kenaikan 15 persen dari 748 KL menjadi 864 KL dan dexlite naik 10 persen dari 1.154 KL menjadi 1.270 KL.

Kemudian, pertamina dex naik 12 persen dari 502 KL menjadi 562 KL, avtur 11 persen dari 14.564 KL menjadi 16.245 KL, dan kerosin 3 persen dari 1.634 KL menjadi 1.683 KL.

”Kenaikan avtur terjadi ka­rena saat ini banyak warga Indonesia yang menggunakan pesawat terbang sebagai alternatif da­lam bepergian,” ungkapnya. Peningkatan pasokan dilaku­kan di tingkat Terminal Bahan Ba­kar Minyak (TBBM), Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU), dan depot epiji.

Peningkatan juga terjadi sejak 1–17 Desember 2017. Per­tamina menyiapkan pe­nam­bahan mobil tangki, agen, atau pangkalan siaga elpiji. Juga, menyiagakan kantong SPBU dan SPPBE di jalur wisata dan daerah rawan kemacetan. Setidaknya terdapat 35 kantong SPBU dan 51 SPPBE yang disiagakan dengan sebaran di Sumsel, Banten, Jakarta, Jabar, Jateng, dan Jatim.(vir/c21/fal)