25 radar bogor

Uu Semakin Dekat RK

BANDUNG-Uu Ruzhanul Ulum kembali mengungguli pesaing-pesaingnya dalam popularitas dan elektabilitas survei posisi calon wakil gubernur Jawa Barat 2018, yang akan dipilih Ridwan Kamil.

Berdasarkan survei terbaru yang dilakukan Lingkar Studi Informasi dan Demokrasi (eLSID), posisi survei politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu di atas Daniel Mutaqien (Golkar), Maman Imanulhaq (PKB), dan Syaiful Huda (PKB).

Berdasarkan survei pada 30 November hingga 8 Desember dengan 630 responden yang tersebar di seluruh Jawa Barat, tingkat popularitas Uu mencapai 34,6 persen, mengalahkan Maman (30,1 persen), Daniel (23,4 persen), dan Huda (20,6 persen).

“Tingkat popularitas dan elektabilitas Uu hanya kalah oleh Abdullah Gymnastiar,” kata Direktur eLSID, Dedi Barnadi, saat merilis hasil survei tersebut, di Centropunto Cafe, Jalan Trunojoyo, Kota Bandung, kemarin (114/12).

Simulasi pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum meraih 37,1 persen, sedangkan Ridwan Kamil-Daniel (35,4 persen), Ridwan Kamil-Maman (34,7 persen), dan Ridwan Kamil-Huda (33,8 persen).

Sementara itu, analis Lingkar Madani, Ray Rangkuti, menyebut Ridwan Kamil (Emil) membutuhkan sosok wakil gubernur yang mampu meningkatkan elektabilitas di Pemilu Gubernur Jawa Barat 2018. Jika ingin menang, Ray menilai Emil harus menggan­deng figur yang merepresen­tasikan kalangan santri secara kultural maupun moral.

“Harus memilih figur yang mendorong kelompok santri memilih dirinya (Emil),” kata Ray.

Ray menjelaskan, santri kult­ural diartikan sebagai sosok yang lahir dari lingkungan pesantren sehingga memiliki basis yang kuat di kalangan tersebut.
Sedangkan yang dimaksud santri secara moral adalah sosok yang bersih, mendahu­lukan kepentingan publik, dan sudah teruji kualitasnya. “Figur ini sangat tepat untuk menjadi wakil Emil,” ujarnya.

Ia menambahkan, kehadiran sosok santri bagi Emil ini sangat penting mengingat masyarakat Jawa Barat yang terkenal religi. Selain itu, yang tidak kalah penting hadirnya sosok tersebut mampu mengimbangi sosok Emil yang identik nasionalis. “Figur dia nasionalis.

Jadi dia membutuhkan tandem yang santri, dekat dengan kelompok agama. Bicara politik Jawa Barat, harus bicara santri,” katanya.

Tak hanya itu, menurutnya sosok santri inipun sangat dibutuhkan Emil untuk mengan­tisipasi serangan isu SARA seperti yang terjadi di Pilgub DKI Jakarta 2017.

Terlebih, dia menilai, penggunaan isu SARA akan digunakan di Pilgub Jawa Barat 2018. “Saya pikir kalau pola di Jakarta sedikit banyak akan dicoba. Seberapa intensitasnya? Kita tidak tahu,” katanya seraya menyebut pementik penggunaan isu tersebut sudah ada.(*/unt)