25 radar bogor

Berkenalan dengan Yayasan Al Kamaliyah

PERLU PERHATIAN: Pengurus dan anggota yang bergabung dalam Yayasan Al Kamaliyah.
PERLU PERHATIAN: Pengurus dan anggota yang bergabung
dalam Yayasan Al Kamaliyah.

Banyak komunitas yang bergerak di bidang sosial, tapi tak banyak yang fokus menyejahterakan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Sebagai anak yang memiliki keistimewaan, ABK perlu diberi perhatian lebih. Begitupun dengan masyarakat umum, yang perlu perlu diberi pemahaman terkait keberadaan mereka.

Yayasan Al Kamaliyah, satu di antara lembaga sosial yang berdiri karena kepedulian terhadap ABK prasejahtera. Berawal dari rasa peduli terhadap ABK prasejahtera, Aristinawati Kamalia yang akrab disapa Lia mendirikan yayasan tersebut. Kebetulan, Lia juga memiliki putri berkebutuhan khusus, sehingga ia merasakan sendiri bagaimana memiliki anugerah yang istimewa tersebut. Ia sendiri mengaku beruntung, putrinya Deswina Arkamelya memiliki keluarga yang berfinansial bagus. Lia dan sang suami Khoiruddin S Budi berpikir, lalu bagaimana nasib ABK yang tidak mampu untuk terapi dan sekolah. Apalagi, Lia tahu jika terapi untuk ABK membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

Secara resmi, badan hukum Yayasan Al Kamaliyah berdiri pada 26 Agustus 2016. Yayasan Al Kamaliyah bergerak di bidang sosial, khususnya ABK dengan latar belakang keluarga tidak mampu. Yayasan Al Kamaliyah bersekertariat di kawasan Sumurwangi, Kelurahan Mekarwangi, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor. Lia mengajak sahabat-sahabatnya untuk bergabung membantu ABK prasejahtera. Lia ingin membuat ABK prasejahtera sebagai pribadi mandiri, dengan perlahan dan penuh perjuangan, Lia dan sahabatnya semakin kuat membantu ABK prasejahtera.

“Alhamdulillah saya dipertemukan dengan sahabat-sahabat yang luar biasa, yang bisa memusatkan perhatian kepada ABK prasejahtera dan memiliki visi dan misi sama untuk senantiasa membantu,” tutur pendiri sekaligus ketua yayasan ini.

Kepedulian dan rasa ingin merangkul ABK prasejahtera juga timbul karena masih banyak masyarakat awam yang menganggap ABK penyakit menular dan harus dijauhi. “Sebenarnya tidak seperti itu, ABK adalah anak dengan karakteristik khusus yang karena kondisinya, baik fisik atau mental memerlukan penanganan khusus dan berbeda daripada anak pada umumnya dan memiliki potensi untuk berkembang jauh lebih baik,” jelasnya.

Image negatif dari masyarakat tentang ABK, menurutnya, luar biasa menyakiti hati. “ABK bukan cacat atau tidak memiliki otak, tetapi anak berkebutuhan khusus yang bisa kita latih untuk lebih mandiri dan lebih cerdas dari anak pada umumnya,” tuturnya.

Yayasan Al Kamaliyah memiliki visi menjadi tempat untuk mencerdaskan ABK usia dini yang tidak mampu mendapatkan fasilitas dan pendampingan memadai, karena kendala biaya sedangkan misinya memberikan pelatihan dan terapi akhlak, motorik, kognitif, kecakapan, dan kemandirian demi masa depan ABK serta memberikan penyuluhan dan pembinaan kepada orang tua ABK.

Saat ini pengurus Yayasan Al Kamaliyah berjumlah 12 orang dan memiliki 30 anggota keluarga ABK prasejahtera. Pertemuan pengurus diadakan satu bulan sekali, tetapi jika ada kegiatan maka akan lebih sering bertemu atau berkomunikasi melalui whatsapp untuk membicarakan program atau rencana baru agar lebih cepat untuk membantu. Yayasan Al Kamaliyah teliti terhadap keluarga ABK prasejahtera, melalui survei terlebih dahulu seperti apa prasejahteranya agar tidak dimanfaatkan orang-orang yang ingin memanfaatkan Yayasan Al Kamaliyah.

“Beberapa anggota yang sudah tergabung, orang tuanya bekerja sebagai buruh cuci harian dan kuli bangunan. Untuk bergabung sebenarnya tidak ada persyaratan, tetapi kita akan kunjungi langsung dan melihat bagaimana kondisinya, semua akan kita rangkul karena kita peduli dan sayang mereka,” tuturnya.

Bagi yang ingin menjadi pengurus, kata Lia, tidak ada persyaratan khusus. Paling penting, bisa bekerjasama dengan baik dan memiliki visi misi sama serta peduli dan ingin merangkul dan memberikan perhatian kepada ABK prasejahtera, niat karena Allah SWT. Yayasan Al Kamaliyah juga memiliki rekening yayasan untuk para donator yang ingin berbagi.

“Uang donatur diberikan kepada ABK yang membutuhkan, pengurus tidak akan menggunakan uang tersebut untuk kepentingan pribadi atau yayasan. Semua uangnya untuk kepentingan ABK prasejahera seperti membantu membayar terapi,” tuturnya.(cr6/c)