25 radar bogor

Belum Mewabah, Tetap Anjurkan Imunisasi

BOGOR – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor memastikan bahwa saat ini wabah difteri tidak ditemukan di Kota Hujan, alias aman. Meski sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan difteri sebagai kejadian luar biasa (KLB). Saat ini, wabah difteri telah melanda 59 kota/kabupaten di 20 provinsi di Indonesia yang di antaranya 18 kota/kabupaten di Provinsi Jawa Barat (Jabar).

“Di Provinsi Jabar ditemukan 117 kasus difteri yang 13 di antaranya meninggal dunia, tapi untuk Kota Bogor sampai saat ini kondisinya aman,” ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Bogor Lindawati.

Demi kewaspadaan, dinkes sudah menyebarkan surat edaran ke puskesmas, rumah sakit ataupun klinik untuk tetap waspada. Masyarakat terutama orang tua juga diimbau untuk menge­cek cakupan imunisasi anak-anaknya. Sebab, meski termasuk penyakit yang sangat mudah menular, difteri masih dapat dicegah dengan imunisasi.

”Berdasarkan laporan Kemenkes, kasus kematian difteri, 76 persen dari penderita tidak diimunisasi dan sisanya diimunisasi tetapi tidak lengkap. Padahal, pemerintah sudah mewajibkan setiap anak diimu­nisasi sebanyak tujuh kali. Saat usia dua, tiga, empat dan 18 bulan, kemudian imuni­sasi dilanjut saat kelas satu, dua dan lima,” katanya.

Linda menjelaskan, difteri merupakan infeksi bakteri yang bersumber dari Coryneba­cterium Diphtheriae. Penyakit tersebut memengaruhi selaput lendir dan tenggorokan yang menyebabkan sakit tenggorokan, demam, kelenjar bengkak, dan lemas. Dalam tahap lanjut, difteri bisa menyebabkan kerusakan pada jantung, ginjal, dan sistem saraf.

”Ciri khas difteri ini adanya warna putih pada tenggorokan yang berdarah jika ditekan (pseudo­membran) dan leher yang membesar (bullneck). Kondisi seperti itu pada akhirnya bisa berakibat sangat fatal dan berujung pada kematian karena penderita jadi sulit bernapas,’’ terangnya.

Bakteri tersebut, lanjutnya, bisa menyebar melalui tiga cara, yakni bersin atau batuk, kontaminasi barang pribadi seperti penggunaan gelas yang belum dicuci, dan barang rumah tangga yang biasa dipakai secara bersamaan. Selain itu, seseorang juga dapat terkontaminasi bakteri berbahaya tersebut apabila menyentuh luka orang yang sudah terinfeksi.

“Berbahaya jika terkena anak usia di bawah lima tahun. Tapi sekali lagi orang tua tidak perlu panik, yang penting melihat cakupan imunisasi anak. Kami juga sudah mengimbau puskesmas untuk kembali melihat data anak-anak yang terlewat imunisasinya,” pungkasnya.

Sekadar informasi, Pemprov Jabar juga sudah melakukan outbreak responses imuniza­tion (ORI) difteri di lima kota/kabupaten, yakni Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Purwakarta, Karawang, dan Kota Depok, Senin (11/12) kemarin.