25 radar bogor

Asah Kreativitas Siswa dengan Resital

UNJUK KEBOLEHAN: Siswa/i MAN 2 Kota Bogor menampilkan kegiatan kesenian yang menjadi penilaian akhir dari mata pelajaran seni dan budaya, kemarin (13/12). Nelvi/radar bogor.
UNJUK KEBOLEHAN: Siswa/i MAN 2 Kota Bogor menampilkan kegiatan kesenian yang menjadi penilaian akhir dari mata pelajaran seni dan budaya, kemarin (13/12).
Nelvi/radar bogor.

BOGOR– Guru kesenian di MAN 2 Kota Bogor mempunyai cara unik dalam menggali kreativitas siswanya di bidang seni. Salah satunya dengan menggelar resital (pertunjukan seni) tiga hari berturut-turut hingga hari ini (14/11).

Tarian dan musik dari Sabang sampai Merauke ditampilkan oleh siswa-siswi tiap perwakilan kelas. “Setiap kelas dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil antarkelas,” ujar Guru Kesenian MAN 2 Bogor, Neno Suhartini, yang ditemani guru kesenian Hilman Sulaeman di sela-sela kegiatan, kemarin (13/12).

Dia menjelaskan, untuk penampilan kelas 10, para peserta didik harus menyajikan seni tradisional nusantara. Baik itu tari, musik ataupun nyanyian. “Dalam 10 menit, mereka harus mampu bermain musik, bernyanyi sambil mengiringi tarian dalam satu penampilan,” jelas Neno.

Untuk kelas 11, mereka ditan­tang untuk mengasah atau aransemen musik modern. Beberapa genre musik yang ditampilkan, yaitu pop classic, jaz, rap, country, dan jenis musik lainnya sesuai keinginan anak-anak.

Selanjutnya, para siswa kelas 12 menampilkan tari highschool dancing. Terdiri atas 40 kelom­pok dengan 40 jenis tarian.­ “Jadi, dari 10 kelas di kelas 12, kami bagi mereka menjadi 40 kelompok. Masing-masing mereka membawakan tarian berbeda-beda. Baik nusantara, mancanegara, modern, dan kontemporer,” tambahnya.

Neno menjelaskan, kegiatan yang sudah ketujuh kalinya diadakan ini merupakan bagian dari penilaian mata pelajaran kesenian. Tujuannya, memper­kenalkan secara riil budaya dunia dalam lingkup yang lebih luas. Karena bagi dia, pendidikan kesenian sangat tidak bisa dijadikan pendidikan yang penuh dengan teori.

“Ketika membawakan tarian suatu daerah, mereka otomatis mencari informasi tentang daerah tersebut. Identiknya apa, pakaian seperti apa. Dari situ mereka jadi lebih mengenal,” tegas Neno.

Hilman menambahkan, beberapa anak yang tidak berminat di bidang tari dan musik punya pilihan lain. Yaitu, fotografi, film dokumenter tentang tari, juga menjadi tim manajemen dari kegiatan tersebut. “Semuanya ini juga bagian dari penilaian,” pungkasnya.(ran/c)