25 radar bogor

E-Commerce Ubah Lanskap Manufaktur

Ilustrasi berbelanja online

JAKARTA–Laju bisnis e-commerce semakin tak terbendung. Tahun ini saja, transaksi e-commerce mencapai kisaran Rp98,6 triliun sampai Rp113,7 triliun. Ekonom Institute for Development of Economic and Finance Bhima Yudhistira Adhinegara menyatakan, kontribusi e-commerce terhadap perekonomian cukup signifikan.

” Ekonomi digital pada 2016 berkontribusi 7,3 persen terhadap PDB. Hal itu terlihat dari perkembangan nilai transaksi e-commerce, yakni rata-rata lebih dari Rp75 triliun per tahun,” kata Bhima kemarin. Pada 2018, ekonomi digital diproyeksi berkontribusi 8,5 persen terhadap PDB.

Menurut Bhima, kesempatan untuk mengembangkan ekonomi digital di Indonesia saat ini cukup besar. Indonesia menduduki peringkat lima sebagai negara dengan jumlah pengguna internet terbesar di dunia, yakni 132 juta orang, dan pengguna aktif sosial media lebih dari 70 juta orang.

”Kunci untuk meningkatkan daya saing ekonomi digital adalah perbaikan infrastruktur,” ujar Bhima. Dia menyoroti ketimpangan akses internet antara Jawa dan luar Jawa. Di Sumatera, penetrasi internet hanya 15 persen dan Kalimantan 7 persen, sedangkan di Jawa sudah 65 persen. Berikutnya adalah regulasi untuk mendukung ekosistem start-up digital. ”Perlu insentif pajak, akses kredit, dan perizinan usaha yang mudah bagi start-up,” jelasnya.

Bhima menambahkan, e-commerce akan mengubah lanskap industri manufaktur serta UMKM. Sebab, penetrasi produk industri tidak lagi melalui rantai pasokan yang panjang. Pasar pun bisa terbuka lebih lebar. Hal tersebut dianggap sebagai kesempatan bagi UMKM untuk meningkatkan kapasitas produksi sekaligus pemasaran. Pemerintah pun perlu mendorong UMKM untuk masuk ke platform e-commerce karena saat ini 95 persen produk yang dijual di e-commerce adalah barang impor. ”Produk UMKM kurang dari 2 persen. Masih sangat kecil,” ungkapnya.

Sementara itu, pelaku usaha e-commerce amat optimistis dengan proyeksi ke depan. ”Kita lihat dukungan dan kolaborasi banyak pihak yang sudah terjalin. Apalagi dengan dukungan pemerintah yang terus bergulir. Secara industri, kami perkirakan bisa tumbuh di 50 persen tahun depan,” ujar CEO Blibli.com Kusumo Martanto.

Mengenai perayaan Hari Belanja Online Nasional alias Harbolnas, Kusumo menyebutkan bahwa di Indonesia saat ini hari spesial untuk belanja online tidak hanya terjadi di Desember tanggal 12, tetapi juga di Oktober tanggal 10 (10/10) dan November tanggal 11 (11/11). ” Sama seperti 11.11, dimulai China (Tiongkok) dengan ”Single Day”, Amerika ada ”Black Friday”, lalu sekarang ada ”Cyber Monday” juga. Kemudian di Inggris ada ”Boxing Day” yang sekarang dipakai negara-negara Commonwealth,” terangnya.

Pada perayaan Harbolnas, pelaku e-commerce memiliki program masing-masing untuk mengajak masyarakat berbelanja online. ”Di Blibli.com, kami mulai kampanye khusus program promo akhir tahun. Program yang kami buat masing-masing selama satu minggu,” ucapnya.(agf/c21/sof)