25 radar bogor

Ritel Jor-joran di Akhir Tahun

BERGAIRAH KEMBALI: Sempat redup, bisnis ritel diperkirakan akan kembali ramai menjelang libur Natal dan tahun baru.
BERGAIRAH KEMBALI: Sempat redup, bisnis ritel diperkirakan akan kembali ramai menjelang libur Natal dan tahun baru.

BOGOR –Kondisi ritel modern sejak pertengahan tahun hingga bulan ini belum menunjukkan pertumbuhan signifikan. Karena itu, para peritel memanfaatkan momen akhir tahun untuk jor-joran menggenjot penjualan.

Ketua Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Kota Bogor Erik Suganda memprediksi, penjualan ritel modern bakal naik 10–15 persen menjelang libur Natal 2017 dan Tahun Baru 2018, dibandingkan bulan-bulan lainnya. “Biasa terjadi jelang hari raya keagamaan, Lebaran. Sekarang jelang Natal dan tahun baru,” terangnya kepada Radar Bogor.

Khusus untuk libur Natal, konsumen biasanya membeli produk makanan dan minuman seperti biskuit, sirup, dan kue kering. Termasuk juga fashion atau pakaian. Hanya, pengeluaran untuk fashion tidak sebesar makanan dan minuman. Produk tersebut dibeli cukup banyak dan digunakan juga untuk persiapan tahun baru. “Fashion tetap ada kenaikan tetapi tidak sebesar makanan dan minuman,” tambahnya.

Hal senada juga diungkapkan Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Kota Bogor, Muzakkir. Menurut dia, di momen akhir tahun ini, biasanya pemerintahan atau perusahaan menghabiskan anggaran hingga memberikan dampak lebih luas. “Pengaruhnya luas, bisa lewat bonus tahunan dan lain-lain,” ungkapnya.

Memang, peritel berharap akan terjadi kenaikan penjualan di momen akhir tahun ini. Karena pada bulan sebelumnya, penjualan ritel terus tergerus. Juga adanya perubahan daya beli konsumen dari yang suka belanja menjadi suka traveling dan kuliner. Apalagi, saat ini beberapa ritel sudah menambah stok produk atau barang di gerai masing- masing. “Penambahan produk tersebut sudah dilakukan di awal Desember lalu,” imbuhnya.

Erik memaparkan, sepanjang tahun ini penjualan ritel modern memang terus menurun, karena perubahan perilaku konsumen. Data yang diperolehnya dari Asosiasi Penguasaha Ritel Indonesia, diperkirakan penjualan ritel 2017 hanya tumbuh 7 persen dengan nilai sekitar Rp220 triliun.

Tahun ini juga merupakan tahun yang berat bagi pengusaha ritel. Terlihat ada beberapa usaha ritel yang sudah menutup gerainya. Di antaranya, Seven Eleven dan Lotus. Adapun, Matahari Store lebih melakukan evaluasi dengan menutup gerai lama dan kembali membuka gerai baru di lokasi dan daerah berbeda. ”Tahun 2017 memang tahun yang cukup berat bagi ritel modern,” pungkasnya. (mer/c)