25 radar bogor

Lobi Uni Eropa, Tekan AS

TERUS MELAWAN: Pendemo membawa bendera Palestina saat bersitegang dengan pasukan Israel di Jalur Gaza kemarin.
TERUS MELAWAN: Pendemo membawa bendera Palestina saat bersitegang dengan pasukan Israel di Jalur Gaza kemarin.

Indonesia tidak hanya sekadar mengecam klaim sepihak Presiden Amerika Serikat Donald Trump atas Yerusalem. Pemerintah juga menggalang dukungan internasional agar tidak ikut mengamini langkah Trump. Sehingga, tekanan terhadap AS untuk mencabut kebijakannya juga semakin besar.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bogor, KH Mukri Aji mengapresiasi langkah pemerintah. Ia menyebut pernyataan dukungan Trump pada Israel sungguh menyakitkan bagi kemanusiaan.

’’Demi kedamaian dunia, ketidaknyamanan itu harus ditentang penuh oleh seluruh elemen masyarakat dunia. Pemerintah harus berperan secara diplomatik. Ini adalah tazkiz (tantangan) kepada umat Islam dan seluruh dunia dari Donald Trump. Dan terbukti, umat Islam bisa bersatu,’’ ujarnya.

Kyai Mukri Aji kembali menegaskan peristiwa ini merupakan perjuangan hak asasi manusia, khususnya masyarakat Palestina. Sehingga apa yang terjadi saat ini di Palestina adalah konflik kemanusiaan dan bukan agama. ’’Sekarang mau dirampas lagi, ini dahsyat sekali. Secara tegas dan jelas kita nyatakan sangat keberatan,’’ tegasnya lagi.

Dirinya berharap, dunia internasional bisa kompak dan bersatu untuk perjuangan Palestina. Menurutnya, banyak hikmah yang bisa diambil dari kejadian tersebut. ’’Ini menandakan kita harus bersatu semua, jangan berbeda–beda,’’ tutupnya.

Warga Afganistan menggelar aksi demonstrasi besar-besaran menentang kebijakan Presiden Amerika Seriikat Donald Trump, atas pengakuan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel, di Kabul, Afganistan. (Reuters)

MUI juga akan membentuk komite khusus untuk membantu penyelesaian krisis di Yerusalem. Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri MUI KH. Muhyiddin Junaidi menyatakan badan khusus bernama Komite Pembebasan Al Quds Al Sharif itu akan bekerja untuk memperkuat upaya advokasi terhadap Palestina.

”Kami sepakat mendirikan Komite Pembebasan Al Quds Al Sharif. Komisi akan terdiri dari berbagai utusan ormas yang ada di MUI,” kata dia di Jakarta, pada Jumat (8/12).

Menurut Muhyiddin pembentukan Komite itu sekaligus untuk menyokong Indonesia agar bisa terlibat aktif menyelesaikan krisis Yerusalem.

“Tujuannya adalah memberikan masukan kepada MUI sendiri dan pemerintah Indonesia, serta akan berkoordinasi dengan pertemuan lintas organisasi untuk membantu penbebasan Al Quds,” kata Muhyiddin.

Sementara itu, Menlu Retno Marsudi menuturkan, pemerintah Indonesia sudah berupaya mencegah Trump untuk menyampaikan deklarasi itu. Menurut Retno, sampai tiga jam menjelang pengumuman tersebut, dia masih berkomunikasi dengan Secretary Tillerson (Rex Tillerson, Menlu AS) yang saat itu berada di Brussels (Belgia).

’’Saya sampaikan kembali posisi keras Indonesia dan saya sampaikan harapan, apakah masih ada peluang untuk tidak melakukan itu (deklarasi),’’ terang Retno di kompleks Istana Kepresidenan Bogor, kemarin (8/12). Namun, saat itu Tillerson menyatakan bahwa presidennya sudah mengambil keputusan.

Selain itu, Indonesia menggalang dukungan dari negara-negara besar, terutama negara anggota Uni Eropa untuk tidak mengamini kebijakan Trump. Retno menutrkan, dia menelepon menlu-menlu negara anggota Uni Eropa untuk membahas persoalan Yerusalem.

’’Saya sampaikan pesan dan harapan, negara-negara lain tidak mengikuti rencana Amerika untuk memindahkan kedutaannya ke Yerusalem,’’ lanjut diplomat 54 tahun yang kemarin memilih mengenakan serban putih motif persegi di lehernya.

Hingga Kamis (7/12) malam, tuturnya, respons para menlu negara Uni Eropa masih positif. Begitu pula saat menerima kunjungan Presiden Tunisia kemarin, Pesiden Joko Widodo kembali menyampaikan bahwa negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) harus bersatu. Tujuannya satu, yakni menyampaikan pesan yang keras untuk AS untuk tidak mengusik Yerusalem.

Di bagian lain, Kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jalan Medan Merdeka Selatan jadi sasaran kemarahan terhadap kebijakan Presiden Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Ratusan massa dari Ikatan Pemuda Nahdlatul Ulama (IPNU), Barisan Ansor Serbaguna (Banser), Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia, serta jaringan aktivis kampus dan alumni 212 terlihat memadati seberang jalan depan Kedubes AS di siang yang terik.

Bendera merah putih dan Palestina dikibarkan bersama spanduk penolakan terhadap kebijakan Trump yang kontroversial itu. Misalnya, Say No to Trump, NU mengutuk Amerika Serikat dan Israel atas pengambilalihan Kota Yerusalem, dan usir Dubes Amerika dari Indonesia.(byu/jun)