BOGOR-Gerakan Literasi Sekolah (GLS) merupakan salah satu program yang digagas pemerintah pusat. Gerakan tersebut dikembangkan berdasarkan Permendikbud Nomor 21 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Di Bogor sendiri, Dinas Pendidikan bahkan mewajibkan siswa membaca sebelum kegiatan belajar mengajar (KBM) dimulai.
Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan Kota Bogor Arni Suhaerani mengatakan, literasi harus digerakkan kepada siswa maupun guru lewat pembiasaan. Setiap sekolah di Kota Bogor, kata Arni, saat ini telah melakukan gerakan membaca selama lima belas menit sebelum KBM.
”Untuk perpustakaan, bukan hanya dalam ruangan sekian kali sekian meter, tetapi jadikan setiap tempat itu adalah perpustakaan sesungguhnya,” ujar Arni mewakili Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor Fakhrudin dalam Obrolan Serius Mencari Solusi (Obsesi) Radar Bogor di Graha Pena, kemarin (06/12).
Di tempat yang sama, Kepala SMAN 1 Kota Bogor Bambang Aryan Soekisno mengatakan, kegiatan literasi di sekolahnya sudah dijalankan. ”Setelah menyanyikan lagu Indonesia Raya dan berdoa, baru kami melakukan GLS,” kata Bambang yang juga ketua MKKS SMA Kota Bogor tersebut.
Sebab, menurut Bambang, ‘memaksa’ siswa untuk membaca itu merupakan implementasi paling nyata untuk memperkokoh budaya literasi di lingkungan pendidikan. “Dari hasil bacaan, mereka menyampaikan dan saling memberikan pendapat. Sementara implementasi lainnya dijalankan dengan lomba-lomba, seperti membuat puisi, fotografer, serta membuat film pendek,” terangnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Bogor Abidin Zaid mengatakan, meningkatkan GLS mesti dimulai dari SD dan SMP. ”Peran orang tua juga tinggi untuk meningkatkan daya baca dengan membelikan buku, itu cukup membantu,” kata Abidin.(cr1/pkl1/c)