25 radar bogor

RSUD Kota Bogor Sehari Terima 133 Pasien

RSUD Kota Bogor (dokumentasi pemkot Bogor)
RSUD Kota Bogor (dokumentasi pemkot Bogor)

BOGOR–Peningkatan pelayanan kesehatan pada RSUD Kota Bogor sudah sangat mendesak. Dalam sehari saja, rumah sakit pelat merah tersebut harus melayani 133 pasien. Atau jika ditotalkan, sebanyak 40.125 pasien sudah mendapat perawatan di RSUD sepanjang Januari hingga bulan ini.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor Ade Sarip Hidayat menuturkan, merujuk data jumlah kunjungan pasien ke instalasi gawat darurat (IGD) RSUD, terjadi peningkatan kunjungan setiap tahun. Pada 2014, tercatat ada 19 ribu pasien yang ditangani. Jumlah itu meningkat 51 persen pada 2015, menjadi 28 ribu pasien. Bahkan, angkanya naik dua kali lipat menjadi 44.578 pasien pada 2016.

“Peningkatan jumlah kunju­ngan yang luar biasa ini tentunya tidak terlepas dari ketulusan, keramahan, dan kesadaran teman-teman di RSUD,” ujar Ade di sela-sela proses akreditasi RSUD Kota Bogor, kemarin (5/12).

Peningkatan juga terjadi pada kunjungan rawat inap. Hingga Oktober, tercatat 18 ribu lebih pasien yang dirawat inap. Meski begitu, tingginya jumlah pasien dengan ketersediaan kamar dan tempat tidur tidak seimbang.

Sebab, RSUD hanya memiliki 295 tempat tidur, sedangkan pasien yang datang berobat atau rawat jalan berkisar 800–1.000 orang. Begitu pun di IGD yang hanya memiliki 37 tempat tidur, sedangkan kunjungan pasien mencapai 133 orang per hari.

“Harapan kami sebe­narnya adalah dengan penam­bahan 300 unit kamar inap kelas III yang sudah dianggarkan sebesar Rp72,7 miliar. Namun, itu gagal dibangun tahun ini lantaran gagal lelang,” beber Ade.

Rencana untuk menganggarkan ulang di tahun 2018 juga sangat tidak memungkinkan. Sebab, penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 2018 telah dilakukan April 2017, sementara pernyataan gagal lelang dikeluarkan Bagian Administrasi Pengendalian dan Pembangunan (Adalbang) pada medio Agustus 2017. “Soalnya gak masuk RKPD dulu. Jadi, enggak bisa dianggarkan dalam APBD 2018,” ungkap Ade yang juga menjabat ketua Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) itu.

Sebenarnya ada jalan keluar yang ditawarkan DPRD. Yakni, opsi penbangunan 300 kamar RSUD dengan menggunakan dana pinjaman. Selain mengu­rangi beban APBD, dengan dana pinjaman, pembangunan tahap II dan III RSUD bisa langsung diselesaikan.

Adapun, kebutuhan anggaran pembangunan tahap II dan III RSUD Kota Bogor mencapai Rp353 miliar. Tahap II Rp72,7 miliar dan tahap III Rp250 miliar. “Kalau pakai dana pinjaman, artinya kita harus nyicil selama beberapa tahun. Nah, cicilannya mungkin bisa ditanggulangi dengan keuntungan RSUD itu sendiri,” paparnya.

Apalagi, selama ini RSUD telah menjadi salah satu penyumbang pendapatan asli daerah (PAD) terbesar, sekitar Rp120 miliar per tahun. “Usulan yang masuk akan kami tampung dan bisa dibicarakan lagi,” pungkasnya. (wil/c)