25 radar bogor

40 Persen Bisnis Kuliner Dikuasai Anak Muda

PEBISNIS MUDA: Abi Bayu Aji bersama para pegawainya yang ada di Baked and Brewed Cafe. NELVI/RADAR BOGOR.
PEBISNIS MUDA: Abi Bayu Aji bersama para pegawainya yang ada di Baked and Brewed Cafe. NELVI/RADAR BOGOR.

BOGOR– Kalangan anak muda semakin melek teknologi. Mereka memiliki ide kreatif dan inovatif untuk berkarya di era digital saat ini. Sebagian dari mereka bahkan mulai terjun ke dunia bisnis dengan memanfaatkan teknologi digital.

Berbekal media sosial, banyak anak muda yang membuka bisnis baru. Salah satunya di bidang kuliner. “Bahkan, 30-40 persen bisnis kuliner di Kota Bogor, pemiliknya adalah anak muda,” ujar Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kota Bogor Muzakkir kepada Radar Bogor.

Menurut dia, tiga tahun belakangan ini, bisnis kuliner di Kota Hujan tumbuh sangat luar biasa. Itu tidak terlepas dari ide-ide kreatif anak muda yang jeli melihat peluang. “Anak-anak muda saat ini sudah banyak memberikan kontribusi bagi kota ini. Salah satunya dengan membuka lapangan pekerjaan,” imbuhnya.

Menjamurnya tempat kuliner seperti kafe atau tempat nongkrong di Bogor yang dimiliki anak muda, diambil positif oleh pemilik Baked and Brewed, Abi Bayu Aji. Coffee shop yang berada di Jalan Salak No 6, Bogor, itu memang tak pernah sepi pengunjung.

“Baguslah, selagi saingannya bersih, justru saling membangun. Bakal jadi lebih banyak inovasi lagi bagi kita anakanak muda,” ujarnya kepada wartawan koran ini. Jiwa bisnis Abi memang sudah terasah sejak kecil. Pasalnya, keluarga Abi juga sudah lama berkecimpung di dunia bisnis. Adapun, usaha pertama yang dia lakoni adalah jual beli sepeda di kawasan Bantarjati, yaitu di All About Bike (AAB).

Usaha itu dia rintis setelah lulus SMA. Dari situ, Abi perlahan lebih mengerti bagaimana marketing, manajemen, dan hal lainnya dalam dunia bisnis. Jiwa bisnisnya pun diperkuat dengan mengambil kuliah bisnis di Singapore Institute of Management (SIM), dan lulus pada pertengahan 2015.

“Sebelumnya itu saya sebenarnya tertarik di dunia musik, kurang lebih empat tahun. Tapi lamalama sadar, dengan bermusik saja tidak cukup untuk ke depannya. Makanya, saya kuliah di Singapura untuk memantapkan berbisnis,” beber Abi.

Sepulangnya dari negeri singa, ia membaca sebuah artikel bisnis yang sedang hangat-hangatnya dilakoni anak-anak muda Jakarta. Salah satunya, ABCD Cafe di Pasar Santa. Ditambah dengan banyaknya kopi yang ada di Indonesia dan sangat berpotensi untuk di-explore.

Itulah alasan Abi membuka kedai kopi serta roti-roti di awal munculnya Baked and Brewed. “Sebenarnya, karena waktu itu istri sempat ikut kelas Bogasari, makanya ingin menjual roti-roti. Terinspirasi dari roti gempol di Bandung. Nah, melengkapi roti, makanya kami buat dengan kopi,” ungkapnya.

Makin ke sini, Abi terus mengembangkan usahanya dengan menambah menu lain. Misalnya, pasta serta makanan berat lainnya. Saat ini pun mereka telah membuat kopi sendiri yang telah dijual. Abi mengatakan, berbisnis memang dimulai dengan modal yang kuat, nekat, tetapi tidak asalasalan dan penuh perhitungan.

Saat ini pun banyak anak muda yang justru sangat inovatif, tapi mereka tidak melihat pasar. Jadi, bisnisnya ramai di awal-awal saja. “Yang penting juga harus cari partner bisnis yang bagus. Dalam artian yang bisa support kita, mengerti visi misi kita, tapi juga bisa ngerem kita,” tegas Abi.

Ia juga mengatakan bahwa saat ini pun, jika mau berbisnis haruslah melihat masalah apa yang dialami orang-orang sekeliling. Seperti awal mula adanya transportasi online yang sangat menjamur sekarang. “Intinya, harus melihat pasar dan permasalahan yang ada. Juga demografis atau wilayah di mana bisnis kita jalan. Satu hal lagi, jangan cepat puas,” tutup Abi.(ran/c)