25 radar bogor

Ke Bandara Hanya 40 Menit

UJICOBA: Menteri Badan Usaha Milik Negara, Rini Soemarno (tengah) menjajal kereta bandara, kemarin. (jawapos)

Tak lama lagi, masyarakat akan memiliki alternatif angkutan yang lebih cepat ke Bandara Soekarno-Hatta (Soetta). Rencananya, transportasi massal tersebut beroperasi Jumat (1/12).

Tak dapat dimungkiri, selama ini akses ke Bandara Soetta hanya terjangkau dengan mobil pribadi, bus, maupun taksi yang harus melalui jalan dengan lalu lintas yang padat terutama saat jam-jam sibuk.

Direncanakan, kereta bandara akan berangkat tiap 30 menit sekali. Jadwal pengoperasian dimulai pukul 03.00 hingga 23.00. Diperkirakan, waktu tempuh ke bandara bisa dicapai hanya sekitar 40 hingga 50 menit.

Informasi yang dihimpun, kereta akan melalui Stasiun Manggarai, Stasiun Sudirman Baru, Stasiun Duri, Stasiun Batu Ceper, dan Stasiun Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Pada tahap awal ini, keberang­katan akan dimulai dari Stasiun Sudirman Baru.

Untuk menunjang aksesibilitas, nantinya Stasiun Sudirman Baru akan terhubung ke Stasiun Sudirman KRL dengan adanya fasilitas pejalan kaki.

Stasiun Sudirman Baru akan berfungsi sebagai area integrasi moda transportasi publik yang menghubungkan masyarakat dengan keseluruhan kawasan Dukuh Atas mencakup Stasiun Sudirman (KRL), bus Trans­Jakarta, MRT, dan LRT.

Klik Gambar Untuk Perbesar

Dengan demikian, masyarakat Jakarta dan sekitarnya akan semakin mudah mengakses transportasi publik menuju bandara. Nah, calon penumpang dari Bogor, Depok, Tangerang, Ser­pong, dan Bekasi dapat mencapai bandara dengan menggunakan KRL ke Stasiun Sudir­man, yang terintegrasi de­ngan Stasiun Sudirman Baru.

Sedangkan, bagi calon penumpang yang tidak meng­gunakan KRL, baik menggunakan bus TransJakarta, bus dalam kota, taksi atau kendaraan pribadi, dapat berpindah di Stasiun Sudirman Baru, untuk kemudian melanjutkan perjalanan dengan KA menuju Bandara Soekarno-Hatta.

Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno berharap, biaya operasional kereta Bandara Soekarno-Hatta tidak mem­butuhkan subsidi pemerintah. “Akan membebani anggaran pemerintah,” katanya usai menjajal kereta bandara dari Stasiun Bandara Soekarno Hatta menuju Stasiun Sudirman Baru, kemarin (28/11).

Rini mengatakan, pemerintah belum memutuskan tarif kereta bandara. “Harga harus dikaji lebih lanjut supaya juga tidak membebani masyarakat,” ujarnya.

Menurut dia, dalam penetapan tarif kereta bandara mesti diperbandingkan dengan tarif moda transportasi lain. Dengan begitu, kata dia, masyarakat bisa mengambil manfaat dari keberadaan kereta bandara.

“Itu memang yang kami lihat. Makanya, kami masih pelajari transportasi dari (stasiun) Batu Ceper berapa kalau naik taksi, berapa kalau naik bus. Nanti kami akan usulkan ke Presiden,” ucapnya.
Rini enggan membocorkan perkiraan tarif kereta bandara. Namun, dia memastikan pada awal operasional akan ada tarif promosi. Sebelumnya, peme­rintah menetapkan tarif kereta bandara Rp30 ribu per penum­pang selama masa promosi hingga akhir 2017. Nantinya, per 1 Januari 2018, harga akan kembali normal menjadi Rp100 ribu per penumpang.

”Soal tarif ada dua tahap. Pertama ditentukan sebesar Rp30 ribu sampai 31 Desember, sambil sosialisasi berapa tarif ke depan, yaitu Rp100 ribu,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat meninjau pengoperasian kereta Bandara di Stasiun Sudirman Baru, Jakarta, Kamis (23/11) lalu. (dc/net)