25 radar bogor

Birrul Waalidain Gelar Festival Tamyiz

KHUSYUK: KH. Mustofa Abdullah bin Nuh memimpin doa yang diikuti para siswa.
KHUSYUK: KH. Mustofa Abdullah bin Nuh memimpin doa yang diikuti para siswa.

BOGOR–Perguruan Birrul Waalidain bekerja sama dengan Pondok Pesantren Bayt Tamyiz, menerapkan metode tamyiz dalam setiap pembelajaran, baik untuk tingkat TK, SD, maupun SMP. Menurut Ketua Yayasan Perguruan Birrul Waalidain, Memed Jalaludin, metode tamyiz ini sangat pas untuk pendidikan anak-anak bahkan orang dewasa sekalipun. Karena, metode ini mampu menggerakkan otak kanan dan kiri, sehingga seimbang. “Makanya kami pilih dan tetapkan karena ini sudah terbukti,” katanya.

Metode tamyiz yakni menghafal Alquran dengan memaknai huruf per huruf dan kata per kata beserta ter­jemahannya yang dilagukan dan diiringi musik dari gendang, sehingga anak lebih mudah dan cepat menghafal. “Saat ini bukan hanya untuk menghafal Alquran, kami juga me­nerapkannya dalam pelajaran lain, seperti bahasa Inggris, Sunda, Arab, dan hadis. Pembelajaran ini sudah kami terapkan sejak 2014,” beber Memed.

Karena itu, pada 23 November, pihaknya mengadakan Festival Terampil Tamyiz pada ulang tahun pembelarannya yang diikuti seluruh siswa tingkat TK hingga SMP. Mereka menampilkan kreativitasnya dalam menghafal kata per kata bacaan Alquran, surat pendek, maupun doa sehari-sehari.

Kegiatan sendiri dibuka secara simbolis oleh Dewan Pembina Pondok Pesantren Bayt Tamyiz, MS Kaban yang pernah menjadi menteri kehutanan di era pemerintahan SBY.

Pada kesempatan itu, ia menyampaikan pesan kepada murid dan guru Yayasan Perguruan Birrul Waalidain agar terus berkreasi me­ngembangkan diri dan jangan merasa puas dengan apa yang sudah diperoleh.

“Mudah-mudahan tamyiz ini menjadi inspirasi untuk pelajaran-pelajaran yang lain dan ada kolerasinya untuk kemajuan pembelajaran,” harapnya.(cr1/c)