25 radar bogor

Rasa Kopinya Bersaing dengan Produk Impor

KOPI LOVERS: Inayat Qudsy menikmati kopi robusta Cibulao yang diolah di perkebunan kopi Kampung Cibulao, Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, kemarin.
KOPI LOVERS: Inayat Qudsy menikmati kopi robusta Cibulao yang diolah di perkebunan kopi Kampung Cibulao, Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, kemarin.

CISARUA–Inayat Qudsy adalah salah seorang peng­­ge­m­ar kopi. Kecintaannya ter­hadap kopi pun mendorong ­k­e­­i­­ngin­annya membuka Ru­mah Seduh di bilangan Bogor Baru, Kota Bogor. Namun bukan kedainya yang ingin diceritakan, melainkan perburuannya mencari kopi.

Usy -sapaan karibnya- me­ngaku sengaja datang ke Cisarua hanya untuk mendapatkan kopi Cibulao. Ia bahkan berniat menambah­kan kopi lokal ini dalam daftar menu di kedai kopinya.

“Rasanya lebih segar dan bisa bersaing dengan kopi produk luar negeri,” ujarnya kepada Radar Bogor.

Untuk menikmati secangkir robusta Cibulao, butuh per­juangan luar biasa. Usy dan beberapa rekannya bahkan sempat kesulitan saat me­nempuh medan terjal demi biji kopi yang banyak dibudidayakan di daerah per­bukitan ini.

Sesampainya di atas bukit, ia menuju saung kecil. Di lokasi inilah para petani memilah biji kopi atau sekadar melepas lelah sambil menikmati segelas kopi.
“Kopi itu jangan diaduk, tetapi digoyang (gelas) biar menjaga rasanya,” kata Ketua Himpunan Petani Kopi Cibulao (HPKC), Jumono.

Ia juga menjelaskan, menjadi petani kopi sejak 2009 lalu, adalah bentuk kepeduliannya terhadap kelestarian hutan.

“Di sini sudah ada 15 hektare lahan kopi arabika dan robusta. Sebentar lagi memasuki masa panen. Untuk satu pohon bisa menghasilkan 7-10 kilogram biji kopi,” bebernya.(don/c)