25 radar bogor

Usmar Ngarep, Bima ’’Nanti Dulu’’

KIRI-KANAN: Wakil Wali Kota Bogor Usmar Hariman dan Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto dalam Sidang Paripurna di Gedung DPRD Kota Bogor, bilangan Kapten Muslihat, Kota Bogor, pekan kemarin. Nelvi/Radar Bogor
KIRI-KANAN: Wakil Wali Kota Bogor Usmar Hariman dan Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto dalam Sidang Paripurna di Gedung DPRD Kota Bogor, bilangan Kapten Muslihat, Kota Bogor, pekan kemarin. Nelvi/Radar Bogor

Kemunculan Bima Arya-Usmar Hariman di Pilkada 2013 membawa angin segar bagi Kota Hujan. Bima Arya yang relatif muda, diharapkan membawa penyegaran pada pengelolaan wilayah penyangga Ibu Kota. Tapi, layaknya pengantin baru, pasangan ini terus-menerus dilanda isu ‘pisah ranjang’. Apakah keduanya bakal bersanding lagi 2018 mendatang?

Medio 2014, publik Bogor dibuat resah dengan rencana kebijakan pemkot urusan penataan transportasi. Muncul gagasan satu hari tanpa kendaraan pelat B (kendaraan Jakarta), untuk membantu mengurai kemacetan Kota Hujan. Soal ini, Wali Kota Bima Arya dan Wakil Wali Kota Usmar Hariman tidak sejalan.

Saat itu, Usmar Hariman-lah yang kukuh mengusung program tersebut. Ia bahkan sudah berkoordinasi dengan Bupati Bogor Nurhayanti, untuk bersama-sama membangun gedung parkir terpadu. Tapi, Bima Arya keras menolak. Seperti enggan menanggapi usulan sang wakil, Bima malah bercuit di akun Twitter-nya.

“Sekali lagi, tidak benar akan ada kebijakan satu hari tanpa pelat B. Yang benar: Bogor akan tata transportasi publik supaya nyaman,” tulis Bima kala itu.
Ketidakharmonisan keduanya kemudian menjadi santapan para pewarta. Bukan disengaja, tapi bahasa tubuh Bima-Usmar sendiri yang kerap menunjuk­kannya. Sejak saat itu pula, keduanya jarang tampil bersama di depan publik, kecuali pada momen-momen tertentu.

Saban ada seremonial yang biasanya dihadari wali kota dan wakil, mereka sendiri-sendiri. Salah satu contoh yang paling hangat diperbincangkan adalah ketika keduanya datang tidak bersamaan di peringatan tahun kedua pengabdian anggota DPRD Kota Bogor periode 2014-2019, di gedung dewan Jalan Kapten Muslihat, 2016 lalu. Bima Arya datang lebih awal, sekitar pukul 09.30 WIB. Sementara sang wakil datang selang beberapa menit setelah Bima meninggalkan gedung parlemen.

Kala itu, di kalangan pewarta beredar kabar bahwa keduanya sama-sama berupaya saling menghindar. Musababnya, disebut-sebut Usmar mengincar kursi F1 pada pilkada selanjutnya.

November ini menjadi momen terakhir partai-partai politik menentukan koalisi menuju hajat demokrasi Kota Bogor 2018. Apakah keduanya masih saling ”buang muka”? Rupanya tidak. Dalam berbagai kesempatan, Usmar justru menunjukkan sikap ingin berbaikan. Semisal, pada satu kesempatan Oktober lalu, Usmar menyatakan bahwa partainya yakni Partai Demokrat masih ingin keduanya berdampingan mengelola Kota Hujan. Tapi, Bima Arya tak juga memberi sinyal baik menerima harapan tersebut.

“Posisi Demokrat sudah sangat jelas, pasangan kembali. Kuncinya tinggal di wali kota yang belum memberikan jawaban hingga saat ini. Saat di Cirebon, saya dipanggil juga secara pribadi dan ditegaskan kembali oleh SBY (Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono) untuk maju bersama lagi,” ucap Usmar.

Sampai akhir pekan kemarin, Usmar mengaku masih siap jika dipasangkan kembali dengan Bima Arya. Tapi di sisi lain, Usmar juga menyatakan siap jika harus menjadi pesaing sang petahana.

Bagaimana sikap Bima Arya kini? Lagi-lagi, dia belum mau mengumumkan siapa pasangannya nanti. Setiap ditanya soal calon pendampingnya di pilkada, Bima mengalihkan pembicaraan dengan mengaku sibuk mengurusi anggaran Kota Bogor, jelang tutup buku. ”Belum,” singkat Bima kepada Radar Bogor akhir pekan kemarin.

Pun ketika disindir koalisi di Pilgub Jawa Barat antara Partai Demokrat dan PAN yang bisa mesra berdampingan mengusung Deddy Mizwar, Bima enggan berkomentar.

”Saya masih fokus dulu untuk pembahasan APBD 2018. Belum ke arah sana,’’ kata Bima. Dia memastikan, ada saatnya nanti, dia akan blak-blakan soal pencalonan dirinya termasuk calon pendampingnya. ”Insyaallah bulan depan,’’ cetusnya.(dka)