25 radar bogor

SMA Insantama Sukses LKMA ke Turki

istimewa STUDI BANDING: Sebagian delegasi LKMA SMAIT Insantama yang baru pulang dari Turki membawa banyak ilmu dan pengalaman kepemimpinan.

BOGOR–Sekolah Islam Terpadu (SIT) Insantama Bogor sukses mem­berangkatkan siswanya dalam rangka program Latihan Kepemimpinan dan Maajemen tingkat Akhir (LKMA) ke Turki, belum lama ini. Acara pelepasan kelas 12 sebanyak 89 siswa dan 10 pendamping, digelar di Auditorium Sekolah Islam Terpadu (SIT) Insantama Bogor, Sabtu (28/10) dan kembali ke Indonesia, 6 November lalu.

Menurut Ketua Yayasan Insantama Cendekia Muhammad Ismail Yusanto, LKMA ke Turki merupakan LKMA yang spesial karena destinasi yang dikunjungi adalah tempat bersejarah. Mulai dari sisi keindahan, historis, dan keilmuan. “Turki merupakan negara yang spesial untuk menjadi tempat berlatih kepemimpinan dan manajemen,” ujarnya.

Di tempat inilah Muhammad Al-Fatih muda telah mencatatkan namanya dalam sejarah penaklukkan kota Konstantinopel. “Beliau juga menyampaikan tentang pemuda-pemuda yang umurnya masih beliau tetapi sudah berkiprah dalam pergerakan di Indonesia. Jadi, kalian tak perlu membawa pulang oleh-oleh gantungan kunci, tapi bawalah pulang spirit perjuangan Muhammad al Fatih!” ujar Ismail Yusanto.

Direktur Coaching Students Insantama yang juga Chief of Delegation LKMA ke Turki, Muhammad Karebet Widjajakusuma mengatakan, kota-kota yang dituju adalah Istanbul dan Ankara. Karena ini adalah studi kepemimpinan dan manajemen pembangunan, maka tempat yg didatangi adalah pusat-pusat unggulan Turki yang direpresentasikan oleh institusi pendidikan, sosial budaya dan sains. Di antaranya adalah Istanbul Teknik Universitesi, Fatih Sultan Mehmet Universitesi, Ghazi Teknopark, dan Recep Thayyip Erdogan Imam Hatip School.

“Termasuk kunjungan ke KJRI di Istanbul dan KBRI Ankara untuk melapor, presentasi, diskusi sekaligus mengonfirmasi apa-apa yang sudah didapatkan, serta mendapatkan wejangan motivaksi (motivasi dan aksi) dari Bapak Konsul Jenderal Herry Sudrajat dan Dubes RI di Turki,” ujar Karebet.

Di sana, para siswa melakukan observasi, studi tematik, presentasi siswa kepada mereka yang dikunjungi dalam kombinasi bahasa Arab, Inggris dan Turki. “Termasuk face-to-face interview warga Turki di beberapa tempat yang representatif,” ujarnya.(*ami)